Perang Antar-suku di Papua Nugini Tewaskan 32 Orang, Tambang Emas Ditutup
Perusahaan tambang Kanada Barrick mengatakan pada Selasa (17/9), kegiatan operasional di tambang emas besar Papua Nugini dihentikan setelah terjadi kekerasan antar-suku di daerah itu.
Foto: SCMPPORT MORESBY - Perusahaan tambang Kanada Barrick mengatakan pada Selasa (17/9), kegiatan operasional di tambang emas besar Papua Nugini dihentikan setelah kekerasan antar-suku di daerah itu menewaskan 32 orang.
Tambang Porgera "telah menghentikan sebagian besar operasinya hingga 19 September", menurut pernyataan perusahaan itu.
Baku tembak selama berhari-hari antara ratusan pejuang suku menewaskan sedikitnya 32 orang di dekat tambang, yang terletak di dataran tinggi Papua Nugini.
Barrick mengatakan penutupan sementara itu dilakukan untuk "melindungi karyawannya sementara pemerintah memulihkan hukum dan ketertiban di wilayah sekitarnya".
"Sebagian besar tenaga kerja tambang berasal dari masyarakat lokal," perusahaan itu menambahkan.
Keadaan darurat telah diumumkan, yang memberikan pasukan keamanan kekuasaan khusus untuk meredakan kekerasan.
Komisaris Polisi David Manning mengatakan "kekuatan mematikan" akan digunakan untuk memulihkan ketertiban di wilayah dataran tinggi yang sulit dijangkau.
Penjualan alkohol telah dilarang dan jam malam diberlakukan.
Tambang emas Porgera pernah menyumbang sekitar 10 persen dari pendapatan ekspor tahunan Papua Nugini.
Namun, maraknya kekerasan suku yang terjadi secara berulang sering kali memperlambat produksi.
Polisi mengatakan 30 pria terbunuh dari berbagai klan yang bertikai dalam beberapa hari terakhir, ratusan wanita dan anak-anak mengungsi. Banyak rumah terbakar habis.
Dua pejabat tambang juga tewas saat menunggu tumpangan pulang setelah bekerja.
Barrick menyatakan "penyesalan yang mendalam" bahwa "dua karyawannya yang sedang tidak bertugas telah terbunuh dalam kekerasan di luar lokasi, yang tidak terkait dengan pertambangan dan aktivitasnya."
Konflik suku sering terjadi di dataran tinggi Papua Nugini, tetapi masuknya senjata otomatis telah membuat bentrokan lebih mematikan.
Polisi mengatakan pertempuran terakhir tersebut diperparah oleh keberadaan lebih dari "100 senjata berkekuatan tinggi di tangan yang salah".
Tim keamanan telah ditempatkan di sepanjang jalan raya menuju tambang, menggunakan pengeras suara untuk menyerukan pesan perdamaian.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia