Penurunan Indera Penciuman pada Lansia Tingkatkan Risiko Depresi
Ilustrasi
Hasil penelitian terbaru mengungkapkan, penurunan indera penciuman dapat meningkatkan risiko depresi pada lansia. Dalam studi terbaru, para peneliti mengevaluasi hubungan antara hilangnya penciuman pada lansia dan perkembangan depresi di kemudian hari.
Hiposomia adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami penurunan atau kehilangan penciuman. Hal ini dapat terjadi karena alergi, infeksi, merokok, ketidakseimbangan hormon, penggunaan obat-obatan rekreasional, dan cedera kepala. Hiposomia juga dianggap sebagai tanda kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis (MS) dan penyakit Alzheimer.
"Kami telah melihat berulang kali bahwa indera penciuman yang buruk dapat menjadi tanda peringatan dini penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson, serta risiko kematian. Studi ini menggarisbawahi hubungannya dengan gejala depresi," kata Vidya Kamath, penulis utama studi ini dari Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins di Baltimore, dikutip dari Medical Daily, Rabu (5/7).
"Selain itu, penelitian ini mengeksplorasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hubungan antara penciuman dan depresi, termasuk kognisi yang buruk dan peradangan," tambahnya.
Tim ini menggunakan data dari penelitian lain, Studi Kesehatan, Penuaan dan Komposisi Tubuh (Health ABC), dan mengevaluasi lebih dari 2.100 orang dewasa yang tinggal di komunitas selama delapan tahun. Pada awal penelitian di tahun 1997, para partisipan yang berusia antara 70 hingga 73 tahun dapat melakukan aktivitas fisik normal seperti berjalan dan menaiki anak tangga.
Halaman Selanjutnya....
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya