Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Dampak Buruk Junk Food untuk Kesehatan Otak Remaja

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pola makan junk food sering dikaitkan dengan obesitas dan peningkatan risiko kondisi kesehatan kronis seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa memanjakan diri dengan pola makan junk food selama masa remaja dapat meninggalkan dampak jangka panjang pada otak, yang mempengaruhi fungsi memori.

Pola makan tinggi lemak dan tinggi gula pada remaja dapat menyebabkan kerusakan memori jangka panjang, menurut hasil penelitian pada tikus yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Southern California.

Para peneliti mencatat bahwa tikus remaja yang menjalani diet junk food memiliki masalah memori yang signifikan yang bertahan hingga dewasa bahkan setelah mereka beralih ke diet yang lebih sehat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan junk food yang sama pada remaja dapat mengganggu kemampuan memori otak mereka untuk waktu yang lama.

"Apa yang kami lihat tidak hanya dalam makalah ini, tapi juga dalam beberapa penelitian kami yang lain, adalah bahwa jika tikus-tikus ini dibesarkan dengan pola makan junk food, maka mereka mengalami gangguan memori yang tidak kunjung sembuh. Jika Anda hanya memberi mereka diet sehat, sayangnya efek ini akan bertahan hingga mereka dewasa," kata Scott Kanoski, dari Fakultas Sastra, Seni, dan Ilmu Pengetahuan USC Dornsife, dikutip dari Medical Daily, Kamis (18/4).

Penelitian sebelumnya menghubungkan pola makan yang buruk dengan penyakit Alzheimer. Selain itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penderita Alzheimer mengalami penurunan kadar neurotransmitter yang disebut asetilkolin, yang penting untuk memori dan fungsi-fungsi seperti belajar, perhatian, dan pergerakan otot. Para peneliti memutuskan untuk mengeksplorasi hubungan antara diet dan daya ingat pada orang yang lebih muda ketika mereka menjalani diet Barat yang penuh lemak dan bergula, terutama selama masa remaja ketika otak mereka mengalami perkembangan yang signifikan.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top