Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 29 Mei 2019, 01:00 WIB

Penerapan Teknologi Inovatif untuk Layanan Kesehatan

Foto: KORAN JAKARTA/GEMA

Blockchain, pada dasarnya adalah database mandiri yang kebal terhadap kerusakan, di mana pun lokasi Anda - meskipun banyak pengguna sekalipun - dan diperkenalkan sebagai buku induk distribusi (mutual distributed ledger/MDL).

Prinsip Blockchain pertama kali diterapkan di dunia finansial sebagai teknologi untuk mendukung operasi Bitcoin. Namun sekarang, revolusinya membuat bitcoin berhasil masuk ke banyak industri lain, termasuk dunia kesehatan.

Meskipun baru permulaan, studi yang dilakukan IBM menemukan bahwa 56 persen profesional layanan kesehatan yang disurvei memiliki rencana untuk menerapkan blockchain secara komersil pada 2020. Saat ini, industri kesehatan dan inovator teknologi sedang mencari solusi untuk menerapkan blockchain di masa depan.

Sektor kesehatan saat ini memanfaatkan banyak platform, seperti sistem catatan kesehatan elektronik (EHR) atau gudang data. Data ini seringkali dicatat dalam format berbeda yang menyulitkan dalam berbagi informasi di berbagai platform. Bukan hanya tenaga kesehatan yang mungkin terganggu secara emosi, tetapi juga menimbulkan risiko keamanan yang besar bagi jutaan orang.

John Halamka, Chief Information Officer di Pusat Medis Beth Israel Deaconess yang berpusat di Boston, memercayai bahwa masalah ini hanya bisa dipecahkan blockchain.

"Sekarang mungkin saat yang tepat dalam sejarah kita untuk mengambil pendekatan baru dalam berbagi data dalam perawatan kesehatan," katanya.

Alasan utama orang mengusulkan blockchain adalah ia menawarkan perlindungan privasi yang lebih kuat dengan beberapa server, sehingga membuatnya kurang rentan terhadap serangan. Selain menyediakan akses data yang lebih sederhana, juga memungkinkan pasien memiliki kontrol atas catatan mereka sendiri.

Halamka dan peneliti di Massachusetts Institute of Technology Lab Media telah mengembangkan prototipe sistem yang disebut MedRec menggunakan blockchain untuk mengelola data medis. Melalui prototipe ini, catatan medis elektronik (EMR) dapat diperbarui, dan catatan pasien dapat diambil dengan aman oleh semua tenaga kesehatan - tanpa perlu menghabiskan waktu, uang dan duplikasi dalam prosedurnya.

Dalam kasus di mana pasien mengizinkan peneliti menggunakan catatan medis pribadi, data mereka akan diberikan secara anonim, sehingga dapat mempercepat penemuan terobosan medis.

Bagi Bryant Joseph Gilot, ahli bedah yang beralih ke bidang kesehatan blockchain, ketidakberdayaan dalam blockchain adalah kunci untuk mempercepat uji coba obat klinis tradisional. Saat ini bersama pengembang di Blockchain Health, ia sedang membangun aplikasi yang memproteksi data sensitif dalam uji coba klinis obat.

"Data dalam kedokteran klinis sangatlah sensitif. Kami harus benar-benar memproteksinya. Dengan demikian, aplikasi kriptografi di atas blockchain mungkin akan menjadi menarik," katanya.

Meski banyak pujian telah diberikan kepada blockchain, namun potensi jebakan masih harus diperhatikan.

Misalnya, tenaga kesehatan dan sistem perawatan kesehatan agak lambat dalam penyerapan data. Hingga saat ini, hanya 9 persen tenaga kesehatan dan sistem yang berencana untuk mengimplementasikan blockchain tahun ini. Banyak yang masih mempertimbangkan rencananya, dan ada juga yang memutuskan untuk tidak menggunakannya akibat masalah biaya. gma/R-1

Penerapan di Indonesia

Dengan layanan kesehatan berbasis blockchain pertama di Indonesia, Batam siap menjadi pemimpin dunia dalam penerapan teknologi kesehatan yang komprehensif. MOU kerjasama antara Rumah Sakit (RS) BP Batam dengan dClinic International dan Deloitte South East serta JP Consulting yang akan mengatur manajemen proyek dan keahlian tata kelola klinis telah ditandatangani di RS Batam, pekan lalu.

Teknologi berbasis blockchain (Public Healthcare Blockchain) yang ditawarkan dClinic ini merupakan rangkaian sistem terpadu dalam penyimpanan dan pengambilan data yang aman dari konsumen atau pasien (EHR).

Sejumlah perusahaan yang tergabung dalam sistem ini termasuk BP Batam, melalui RS BP Batam, dClinic, dan Blockchain Layanan Kesehatan Umum (PHB) dClinic juga akan memanfaatkan peralatan analitik data yang disediakan Oracle. Implementasi dari proyek ini berupa blockchain layanan kesehatan swasta di area Batam yang ditempatkan pada pusat data yang aman yang dioperasikan Otoritas BP Batam.

"Dengan mempersatukan perusahaan melalui sistem blockhain diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan maksimal dan proaktif kepada konsumen di seluruh Indonesia," ungkap Richard Satur, CEO dClinic.

Penerapan layanan kesehatan berbasis blockchain di RS BP Batam ini diharapkan menjadi percontohan bagi manajemen RS di seluruh Indonesia dalam memberikan layanan kesehatan yang komprehensif.

Pemerintah juga akan mengawasi penuh pelaksanaan sistem ini sehingga bisa optimal. "Pemerintah Indonesia mengawasi penuh pelaksanaan proyek ini agar semua berjalan lancar," ungkap Edi Prio Pambudi Irawadi, Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran, Kemenko Perekonomian.

Edi menambahkan, dClinic akan menerapkan PHB-nya untuk membuktikan keefektifan PHB tersebut dalam menyediakan Rekam Kesehatan Elektronik Longitudinal yang aman, tepercaya dan fleksibel bagi para pasien dan konsumen. Setelah PHB tersebut terbukti efektif di Batam, dClinic siap bekerjasama dengan pemerintahan dan organisasi lainnya untuk mengeksplor penerapan PHB di wilayah lain di Indonesia dan dunia.

"Kami yakin solusi dClinic, dikombinasikan dengan keahlian dan fasilitas yang disediakan Otoritas BP Batam dan RS BP Batam, dapat mempercepat pelaksanaan pelayanan kesehatan yang efektif untuk pasien bukan hanya di Batam saja, tetapi juga seluruh Indonesia," tutur Sigit Riyarto, Direktur RS BP Batam.

Ketua Otoritas Zona Bebas Batam Indonesia (BIFZA), Edy Putra Irawadi mengapresiasi penuh kerjasama tersebut karena selaras dengan visi Batam sebagai "Show Case" bagi Ekonomi Digital Indonesia.

"dClinic akan membawa PHB Kesehatan Publik pertama di Indonesia ke Premier Data Center BP Batam untuk mendukung terciptanya Zona Ekonomi Digital, Zona Medis Khusus, Pusat Logistik, dan Zona Pendidikan Khusus 4.0 di Batam," ungkap Edy.

Edy menambahkan, dClinic, BIFZA, dan RS BP Batam akan memberikan update informasi proyek secara teratur sehingga setiap perkembangan dapat diketahui bersama.

Dalam prosesnya ke depan, dClinic sepenuhnya mendukung perluasan Pusat Data yang ada, termasuk peremajaan teknologi, fasilitas, manajemen, dan tenaga kerja, untuk menciptakan infrastruktur dan layanan Teknologi, Informasi dan Komunikasi digital yang diperlukan untuk mempercepat pengembangan sektor jasa. gma/R-1

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.