Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 05 Jan 2025, 15:00 WIB

Ini 8 Tanda Peringatan Tubuh Jika Terlalu Banyak Konsumsi Karbohidrat

Seorang wanita dengan banyak hidangan.

Foto: ANTARA/Freepik

Karbohidrat adalah makronutrien penting karena berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh, yang menjadi bahan bakar untuk segala hal, mulai dari aktivitas sehari-hari hingga fungsi otak.

Namun, mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, berikut sejumlah tanda-tanda tubuh mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat menurut Eatthisnotthat, Selasa (31/12).

1. Berat badan bertambah

Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti pizza, keripik, dan makanan manis dapat menyebabkan kenaikan berat badan.

Karbohidrat olahan ini sering kali mudah dikonsumsi secara berlebihan dan kekurangan nutrisi penting. Jujur saja, kapan terakhir kali Anda menakar porsi keripik camilan yang tepat?

Kemungkinan besar Anda telah menemukan diri Anda mengunyah tanpa berpikir panjang kandungan jumlah karbohidrat dan kalori dari kemasannya.

Penelitian mendukung hal ini. Sebuah penelitian menemukan bahwa meningkatkan asupan harian pati atau gula tambahan hanya 100 gram dikaitkan dengan kenaikan berat badan sebesar 2 hingga 3,3 kilogram selama empat tahun.

Meskipun 100 gram mungkin terdengar banyak, namun ternyata sangat mudah dijangkau. Sebagai contoh, 100 gram pasta kira-kira setara dengan 1½ porsi.

2. Gula darah tinggi

Baik saat menyeruput teh manis, membuka soda, menyeruput Frappuccino, atau mengunyah kue, karbohidrat olahan dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Ketika mengkonsumsi karbohidrat, tubuh memecahnya menjadi glukosa, suatu bentuk gula yang masuk ke dalam aliran darah.

Glukosa sangat penting untuk memberi bahan bakar pada tubuh, tetapi mengonsumsi terlalu banyak dan tidak dalam jumlah yang tepat dapat menyebabkan lonjakan yang konstan. Hal ini dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi, trigliserida, dan kondisi kesehatan kronis seperti diabetes tipe 2.

3. Kembung dan sembelit

Merasa kembung atau begah? Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat olahan, seperti roti putih dan camilan manis, dapat menyingkirkan makanan kaya serat yang mendukung pencernaan yang sehat.

Makanan tinggi serat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan biji-bijian sangat penting untuk menjaga agar pencernaan tetap lancar.

4. Tidak pernah merasa puas

Merasa selalu lapar bahkan setelah selesai makan? Ini mungkin karena Anda makan terlalu banyak karbohidrat olahan, yang tidak bisa membuat Anda kenyang.

Karbohidrat olahan tidak memiliki kandungan serat dan air yang dapat membuat atau merasa kenyang. Agar kenyang lebih lama, pilihlah makanan yang mengandung serat dan banyak air seperti buah-buahan (seperti melon, beri, apel) dan sayuran (seperti sayuran hijau, mentimun, seledri).

5. Rendah energi

Jika piring Anda sebagian besar diisi dengan karbohidrat olahan, Anda mungkin kehilangan nutrisi penambah energi penting yang ditemukan dalam makanan kaya protein.

Nutrisi seperti zat besi, yang ditemukan dalam daging sapi, makanan laut, lentil, dan kacang-kacangan, membantu mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan mendukung tingkat energi.

Terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat olahan dan tidak cukup mengonsumsi makanan kaya protein dapat menyebabkan rasa lelah, dan potensi kekurangan zat gizi mikro.

6. Kulit “breakout” atau berjerawat

Kita semua menginginkan kulit yang lembap, bercahaya, dan bebas dari noda, tetapi ketika jerawat muncul, mudah sekali untuk menyalahkan rutinitas perawatan kulit Anda.

Tapi sebelum membuang semua perawatan Anda, coba perhatikan pola makan, bisa jadi itu penyebabnya.

Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa makanan tinggi glikemik seperti makanan ringan bergula dan karbohidrat olahan, kemungkinan besar merupakan penyebab di balik jerawat yang berulang. Makanan ini dapat menyebabkan peradangan yang menyebabkan jerawat dan bahkan dapat memperburuknya.

7. Gigi berlubang

Pergi ke dokter gigi bukanlah aktivitas favorit semua orang, dan menurut sebuah survei sekitar sepertiga orang Amerika menghindarinya.

Namun penelitian mengatakan bahwa makan terlalu banyak gula (alias karbohidrat olahan) adalah penyebab utama gigi berlubang. Para ahli merekomendasikan untuk membatasi asupan gula untuk melindungi senyum Anda.

American Dental Association menjelaskan bahwa ketika Anda mengonsumsi makanan kaya karbohidrat, bakteri dalam mulut Anda akan memakannya dan menghasilkan asam yang melemahkan enamel.

Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada gigi putih mutiara Anda dan menyebabkan gigi berlubang dari waktu ke waktu.

8. Depresi

Penelitian baru telah menemukan hubungan antara asupan gula yang tinggi dan peningkatan risiko depresi pada orang dewasa, yang menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak gula dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.

Meskipun depresi harus selalu ditangani oleh seorang profesional, membuat perubahan pola makan seperti mengurangi gula dapat membantu.

Di sisi lain, penelitian lain juga menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang penuh warna dan bernutrisi seperti buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan suasana hati.

Mengonsumsi delapan porsi atau lebih buah dan sayuran setiap hari membuat orang merasa lebih bahagia, meningkatkan kesehatan, dan perasaan puas. Jadi jangan lupa untuk makan sesuatu yang berwarna-warni hari ini.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.