Peneliti BRIN Kembangkan Big Data Covid-19 Memanfaatkan Berita
Peneliti Ahli Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Purnomo Husnul Khotimah, dalam Podcast BRIN Big Data di Sektor Kesehatan, Selasa (3/1).
Foto: Muhamad Ma'rupJAKARTA - Peneliti Ahli Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Purnomo Husnul Khotimah, mengembangkan big data terkait Covid-19 dengan memanfaatkan berita. Jenis berita yang digunakan yaitu berita online sebab memiliki cakupan luas tidak hanya lokal dan nasional, tapi juga internasional.
"Di bidang kesehatan kami memiliki kegiatan mengembangkan kerangka kerja memanfaatkan berita online untuk mendeteksi kejadian Covid-19," ujar Purnomo, dalam Podcast BRIN Big Data di Sektor Kesehatan, Selasa (3/1).
Dia menerangkan, pemilihan berita online karena mempertimbangkan kecepatan pemberitaan yang hampir setiap saat. Di sisi lain, sistem yang ada saat ini menghadapi penundaan waktu sebab bergantung pada data-data pemantauan dari dokter atau tes lab.
Dia menambahkan, data tersebut mengalami penundaan karena harus melalui hirarkis yang panjang sebelum menjadi informasi yang diketahui publik. Penundaan waktu dalam proses pendataan juga bisa terjadi untuk kasus-kasus internasional.
"Kita fokus menggunakan berita online, kita harapkan sistem yang kita kembangkan melengkapi sistem yang ada saat ini," jelasnya.
Dia menyebut, selama pandemi Covid-19 big data telah berkontribusi menyediakan data untuk penanganan. Tidak hanya di sektor kesehatan saja, tapi juga sosial, bisnis, kebijakan publik, dan lingkungan.
Ketersediaan Data
Purnomo mengungkapkan, kesulitan dalam pengembangan big data di bidang kesehatan yaitu terkait ketersediaan data. Data di bidang kesehatan tidak bisa diakses sembarangan dan tidak mudah diperoleh.
"Ada beberapa contoh ketika saya kolaborasi dengan rumah sakit ada prosedur ketika menggunakan data tersebut harus dilalui," katanya.
Dia mengatakan, big data di sektor kesehatan sangat penting untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap isu kesehatan. Di sisi lain, kehadiran big data juga mampu mengatasi permasalahan yang sebelumnya sulit ditangani.
"Misal di bidang kesehatan, kita saat ini bisa melihat progres penyakit dalam jangka lebih panjang. Ini penting untuk pasien dengan penyakit kronis atau menahun," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa aplikasi PeduliLindungi akan difungsikan sebagai bank data kesehatan individu. PeduliLindungi akan dimasukkan ke dalam platform Satu Sehat untuk memantau kesehatan populasi.
"Nanti PeduliLindungi kita transformasikan ke platform Satu Sehat, di mana teman-teman yang punya bisa pakai. Fungsinya bukan hanya vaksin dan scanning saja, tapi bisa tahu imunisasi anak yang sudah kita pakai apa saja, cek darah di laboratorium, general check up masuk, sampai video, CT scan, MRI masuk," terangnya.
Platform Satu Sehat nantinya akan memuat berbagai data kesehatan individu yang diintegrasikan. Platform tersebut mulai bisa dimanfaatkan pada 2024. "Ini bisa digunakan oleh pemda, dinas kesehatan untuk memahami populatian health, kesehatan populasi di level desa, kecamatan, kabupaten kota, sehingga intervensinya lebih pas, spesifik-berbasis data, efektif dan efisien," ucapnya.
Berita Trending
- 1 Siswa SMK Hanyut di Air Terjun Lahat, Tim SAR Lakukan Pencarian
- 2 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 3 Pemerintah Jangan Malu Membatalkan Kenaikan PPN
- 4 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
- 5 Cuaca Hari Ini, Wilayah Indonesia Umumnya Diguyur Hujan
Berita Terkini
- Kanada Gugat Google atas Dugaan Monopoli Iklan Online
- Duh! 9.878 Orang di Medan Ditemukan Mengidap HIV/AIDS
- Hari AIDS Sedunia Momen Gencarkan Skrining TB pada Populasi Kunci
- Kapal Terbalik di Nigeria, 27 Orang Tewas, 100 Lebih Hilang
- Jerman dan Negara-negara Nordik Siapkan Warga untuk Kemungkinan Perang