Jum'at, 29 Nov 2024, 16:45 WIB
PMI Lebak siagakan 300 relawan hadapi cuaca ekstrem
Ilustrasi - Relawan menyiapkan peralatan saat apel siaga bencana di Alun-alun Simpamg Tujuh, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (21/11/2024). Apel gabungan yang diikuti TNI, Polri, BPBD, PMI hingga relawan terkait tersebut digelar sebagai bentuk kesiapsiagaan
Foto: ANTARA FOTO/YUSUF NUGROHOLebak, 29/11 - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lebak, Banten menyiagakan 300 orang relawan untuk menghadapi cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan petir/kilat.
"Kami memberlakukan kesiapsiagaan sesuai instruksi PMI Pusat menghadapi musim hujan yang berpotensi menimbulkan bencana alam," kata Ketua PMI Kabupaten Lebak Asep Komar Hidayat di Lebak, Jumat.
Para relawan PMI itu tersebar di 28 kecamatan di Kabupaten Lebak dan kini menghadapi cuaca ekstrem yang berpeluang curah hujan tinggi disertai angin kencang dan petir.
Cuaca buruk tersebut tentu berpotensi menimbulkan bencana alam sehingga perlu dilakukan kesiapsiagaan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu juga pihaknya berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai lembaga yang menanggulangi penanganan bencana daerah.
Para relawan siap bergerak ke lokasi bencana alam setelah menerima informasi dari kecamatan maupun aparat desa setempat.
"Kami bekerja sama dengan BPBD untuk penanggulangan kemanusiaan di lokasi bencana alam," katanya menjelaskan.
Menurut Asep, selama ini, wilayah Kabupaten Lebak menjadi langganan bencana alam di 28 kecamatan, karena topografi alamnya pegunungan, perbukitan dan daerah aliran sungai.
Potensi bencana alam itu antara lain banjir, longsor, pergerakan tanah, banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang dan tinggi gelombang pesisir.
"Kami minta masyarakat dapat mewaspadai cuaca buruk itu agar tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.
Ia mengatakan,para relawan itu memiliki kemampuan dan kompetensi untuk penyelamatan masyarakat yang terdampak bencana alam.
Selain itu, mereka di lapangan dapat membantu pencarian dan pertolongan atau SAR, mengevakuasi warga yang terdampak bencana alam dengan membawa korban ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Para relawan PMI juga mendirikan tenda untuk menampung masyarakat pascabencana alam untuk memberikan pelayanan dasar agar pascabencana tidak menimbulkan kelaparan maupun serangan penyakit.
"Kami berupaya relawan itu di lapangan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada warga yang terdampak bencana alam itu," kata Asep.
Ia menyebutkan saat ini, para relawan menghadapi cuaca ekstrem siaga di Markas PMI Lebak Jalan Ir Juanda Rangkasbitung sebagai Posko Utama.
Para relawan itu yang kebanyakan anggotanya masyarakat sangat peduli untuk kemanusiaan jika terjadi bencana alam.
Saat ini, peralatan evakuasi bencana alam milik PMI kondisinya sudah rusak berat, termasuk operasional kendaraan.
Dengan demikian, pihaknya akan mengusulkan bantuan peralatan evakuasi dan kendaraan melalui APBD maupun program tanggung jawab sosial perusahaan.
"Kami berharap peralatan evakuasi, termasuk kendaraan operasional bisa direalisasikan melalui bantuan pemerintah daerah maupun pihak perusahaan," katanya.
Berita Trending
- 1 Stok BBM Nataru Aman, Pertamina Siapkan Layanan 24 Jam di 242 SPBU Jalur Tol dan Wisata
- 2 Apakah Ini Tanda Pilkada DKI Satu Putaran Saja, Pramono-Rano Menang Dalam Rekapitulasi Suara Tingkat Kota/Kabupaten
- 3 Wamenag: Presiden Prabowo Minta Biaya Haji 2025 Tetap Rasional dan Efisien
- 4 Ini Daftar Pemenang AMI Awards 2024, Salma Salsabil dan Sal Priadi Jadi Artis Solo Terbaik
- 5 Tersajinya "Derby" Jatim Persebaya vs Arema di Liga 1 Indonesia
Berita Terkini
- Vietnam Terancam Menjadi Sasaran Tarif Impor Trump
- Jangan Khawatir, Kenaikan PPN Tak akan Menyasar UMKM
- Presiden Prabowo Tegaskan PPN 12 Persen Hanya Berlaku untuk Barang Mewah
- Di Ujung Tanduk, Pengadilan Banding AS Mengkuatkan Undang-undang yang Paksa Penjualan TikTok
- KPK Periksa Pejabat Pemkot Bandung Soal Aliran Dana ke DPRD, Ini Nama-namanya