Pendidikan sebagai Ruang Temu Kebinekaan
Bersiap Masuk Kelas I Siswa SDN 3 Sukaharja, Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, berbaris sebelum mengikuti pembelajaran tahun ajaran baru, Senin (15/7).
Pengalaman Ari menunjukkan pentingnya kelas menjadi ruang temu kebinekaan. Hal ini lebih-lebih keberagaman di Indonesia merupakan potensi luar biasa. Namun, pada praktiknya, menghadirkan kebinekaan bukan hal mudah. Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Anggi Afriansyah, menilai bahwa ruang pendidikan belum menjadi arena yang mempertemukan. Ini tidak hanya terjadi di sekolah keagamaan. Sekolah negeri pun, yang mestinya sebagai lokus perjumpaan, tapi justru minim ruang perjumpaan.
"Itu membuat anak-anak kehilangan cara pandang tentang keindonesiaan. Jadi, sisi pembangunan karakter sangat terbatas dan tergantungpada school cultureyang dibangun sekolah," katanya.
Secara terpisah, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia, M Solehuddin menyarankan, untuk menghadirkan kebinekaan di ruang kelas perlu pengembangan konten pembelajaran, penyediaan sumber daya manusia yang cakap, dan pergeseran proses pembelajaran. Penciptaan lingkungan kehidupan yang kondusif penting mendukung terimplementasikannya kebinekaan di lembaga pendidikan.
"Jadikanlah lembaga pendidikan sebagai 'laboratorium' kehidupan untuk mempraktikkan dan mewujudkan nilai-nilai kebinekaan dalam kehidupan nyata," terangnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya