Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Utang I Pemerintah Perlu Segera Kurangi Beban Belanja Birokrasi

Penambahan Utang Tak Disertai Aktivitas Produksi yang Hasilkan Devisa

Foto : DOK ANTARA

AKTIVITAS PRODUKSI EKSPOR I Kegiatan pekerja di sebuah pabrik sepatu di Banten. Pemerintah menargetkan nilai ekspor alas kaki (sepatu dan sandal) nasional mencapai 5,28 miliar dollar AS atau setara 76,22 triliun rupiah pada 2021, tumbuh 10 persen dibanding tahun lalu 4,80 miliar dollar AS.

A   A   A   Pengaturan Font

Direktur Program Indef, Esther Sri Astuti menawarkan sejumlah solusi untuk mengatasi masalah bunga utang. Pertama, mengalokasikan dana utang untuk kegiatan prioritas yang produktif, bukan ke sektor konsumtif supaya bisa menggerakkan ekonomi rakyat. "Itu kan bisa menjadi tambahan sumber penerimaan baru bagi negara sehingga bisa membayar cicilan dan bunga utang," ujarnya.

Solusi kedua lanjut Esther ialah semua pengeluaran anggaran dari dana utang harus jelas transparansinya dan dilakukan monitoring serta evaluasinya. Ketiga, pengeluaran anggaran dari dana utang harus jelas key performance indicator-nya, artinya dana utang digunakan apakah sesuai dengan tujuan awal utang dan bagaimana capaian indikator keberhasilannya.

"Misalnya, dana utang diambil untuk tujuan mengentaskan kemiskinan, maka apakah dengan alokasi anggaran dana utang itu bisa mengurangi kemiskinan? Kalau iya, sebesar berapa persen tingkat kemiskinan berkurang," ungkap peraih gelar doktor dari Maastricht University, Belanda itu.

Keempat tambah dia, alokasi anggaran dana utang harus jelas skenario finansial penggunaan anggarannya. "Tujuannya dana utang manageable dan sesuai dengan time frame-nya, sehingga dapat dikembalikan tepat waktu,"tutur Esther yang juga pengajar di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Ekonomi Kerakyatan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Munawar Ismail, menegaskan utang yang ditarik hendaknya digunakan secara produktif untuk memutar perekonomian. Jika lebih banyak untuk hal-hal yang bersifat konsumtif, negara akan lebih kesulitan keluar dari middle income trap.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top