Selasa, 05 Nov 2024, 01:01 WIB

Pemprov Amankan Istana dari Banjir

Penjabat Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi (Tengah) meninjau Rumah Pompa Waduk Pluit di Jakarta, Senin (4/11). Teguh mengatakan peran pompa sangat penting guna mengantisipasi banjir Jakarta, maka harus dipastikan semua dalam kondisi bagus.

Foto: Kominfotik Jakarta Utara

JAKARTA – Jakarta terus mempersiapkan diri untuk mengantisipasi banjir menjelang musim hujan, termasuk mengamankan Istana Negara. “Keberadaan Rumah Pompa Waduk Pluit sangat strategis dalam pengendalian banjir Jakarta, termasuk kawasan Istana Kepresidenan,” tutur Pj Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi.

Dia menyatakan ini saat meninjau kesiapan Pemprov Jakarta menghadapi musim hujan, di Rumah Pompa Waduk Pluit, Jakarta Utara, Senin (4/11). Selain memastikan pompa bisa digunakan dengan baik, Teguh juga memastikan jumlah pompa, SDM, serta sarana prasarana pendukung agar memadai untuk bergerak cepat menangani banjir. Dengan demikian, apabila terdapat genangan air, dapat segera ditangani acar cepat surut.

Dalam tinjauannya, Teguh memastikan seluruh pompa berfungsi optimal untuk mengantisipasi banjir. “Kunjungan ke rumah pompa pengendali banjir ini untuk memastikan semua pompa masih bagus,” tandas Teguh. Tinjauan ini juga untuk menindaklanjuti hasil rapat pimpinan terkait mitigasi menghadapi musim hujan dan antisipasi banjir.

Mnurutnya, peninjauan ini penting sekali untuk memastikan, jangan sampai rumah pompa dengan teknologi sangat bagus dan berkapasitas besar, tidak diimbangi sarana pendukung yang optimal. Makanya, dia minta untuk mengecek pompa-pompanya benar-benar bekerja dengan baik. SDM-nya juga harus siap.

Ke depan, Teguh juga akan meninjau kesiapan rumah pompa dan sarpras pengendalian banjir seluruh Jakarta. Pemprov Jakarta pun juga akan menggelar Apel Kesiapan Menghadapi Banjir. Sedangkan dalam rapim, Teguh sudah minta masukan dan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Salah satunya waktu puncak musim hujan Jakarta.

Rekayasa Cuaca

Berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan terjadi sekitar pertengahan sampai akhir Februari. Berdasarkan prediksi tersebut, Pemprov bisa menyiapkan langkah-langkah antisipasi pada thaun depan. “Saya juga minta kepada jajaran Pemprov Jakarta, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Harapannya, dampak musim hujan dapat tertangani dengan cepat. Bahkan, kita juga sudah siap kalau diperlukan rekayasa cuaca,” tandasnya.

Lebih lanjut, Teguh menginstrukstikan tiap-tiap Perangkat Daerah Pemprov Jakarta dapat menjalankan peran dan tugasnya dalam pengendalian banjir saat musim hujan. Contohnya, Dinas Sumber Daya Air memastikan pompa-pompa air berfungsi dengan baik. Dinas Lingkungan Hidup dapat menangani masalah sampah akibat banjir.

Kemudian, saat terjadi banjir, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPBD sudah siap siaga membantu masyarakat. Bahkan semua harus disiapkan keperluan pascabanjir. Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan BPBD dapat bergerak semua.

Teguh juga minta partisipasi masyarakat dalam penanganan dan pengendalian banjir. Salah satunya tidak membuang sampah di saluran air. Maka, edukasi masyarakat dan dukungan pemangku kepentingan lainnya sangat penting.

Sementara itu, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Jakarta, Afan Adriansyah Idris, menambahkan, sesuai arahan Gubernur Teguh, seluruh Perangkat Daerah diminta mengecek kesiapan menghadapi musim hujan. Ini termasuk mengecek pompa-pompa air di underpass dan pembersihan sampah-sampah di saluran air.

“Selain itu, pos-pos kesehatan dari Dinas Kesehatan juga harus dipastikan siap. Lalu Dinas Sosial harus siap menyediakan dapur umum jika dalam kondisi tertentu dibutuhkan,” ucap Afan. Di sisi lain, Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air, Ika Agustin Ningrum, menerangkan, saat ini, terdapat 577 pompa stasioner di 202 lokasi. Ada pula 557 pompa mobile di lima wilayah.

“Untuk menghadapi musim hujan, kami sudah siapkan dengan baik untuk melayani warga. Namun, kami mengharapkan, warga Jakarta juga tidak membuang sampah sembarangan karena akan membuat block dan cloaking pompa-pompa air. Kalau sudah begitu, pompa-poma air tidak bisa dioperasikan dengan baik,” tuturnya.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Aloysius Widiyatmaka

Tag Terkait:

Bagikan: