![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Pemkab Situbondo Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi
Jembatan antar-dusun di Desa Patemon, Kecamatan Bungatan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terputus diterjang banjir bandang. Rabu (5/2/2025)
Foto: ANTARA/HO-BPBD SitubondoSITUBONDO - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi sebagai upaya penanganan bencana alam yang terjadi di wilayah setempat.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Situbondo Nyai Khoirani di Situbondo, Kamis (6/2), mengemukakan bahwa Surat Keputusan Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi (banjir, banjir bandang, angin kencang, longsor, dan lainnya) penting untuk menangani bencana alam di Situbondo yang terjadi sejak tiga hari ini.
"SK penetapan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi sudah saya tandatangani pada Rabu (5/2), berdasarkan laporan kejadian bencana alam," ujarnya.
Dengan penetapan status tanggap bencana hidrometeorologi ini, kata Nyai Khoirani, pemerintah daerah melalui organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dapat melakukan penanganan bencana mulai evakuasi hingga pemulihan infrastruktur dampak bencana alam.
Selain itu, lanjutnya, SK tanggap darurat bencana hidrometeorologi ini menjadi dasar OPD terkait melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat untuk mendapatkan bantuan dan dukungan penanganan bencana alam.
"Kalau dari pemerintah daerah sudah mendirikan dapur umum di kantor kecamatan yang wilayahnya terdampak bencana banjir, banjir bandang maupun longsor," tutur Nyai Khoirani.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto mengaku SK tanggap darurat bencana hidrometeorologi juga menjadi dasar utama untuk pengajuan penggunaan dana belanja tak terduga atau BTT.
"Pemkab Situbondo juga menerima bantuan logistik dari BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB, berupa paket sembako, terpal, matras, tikar, pakaian, serta kebutuhan harian ada cangkul, sekrop, dan sebagainya," katanya.
BPBD Kabupaten Situbondo mencatat sekitar 1.280 rumah warga terdampak bencana alam banjir di tiga kecamatan selama Senin (3/2) hingga Rabu.
Pada Senin (3/2) malam banjir bandang menerjang ratusan rumah warga di Desa Tambak Ukir dan Desa Kendit (Kecamatan Kendit).
Di Desa Tambak Ukir ada seratusan terdampak banjir bandang, sekitar 20 rumah diantaranya rusak total, sedangkan terdampak lainnya rusak ringan hingga rusak berat.
Pada waktu bersamaan, di Desa Melandingan Kulon dan Desa Sumberpinang (Kecamatan Melandingan) banjir luapan air sungai juga merendam sekitar 700 rumah warga.
Cuaca ekstrem hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang juga menyebabkan belasan pohon tumbang tersebar di berbagai wilayah di Situbondo.
Pada Selasa (4/2), telah dilaporkan tanah longsor di Desa Patemon, Kecamatan Bungatan, dan material longsor menutup akses antar-dusun di desa itu.
Selain itu, banjir bandang juga mengakibatkan jembatan yang menjadi akses utama di Dusun Ngabinan, Desa Patemon, terputus dan sekitar 250 kepala keluarga di dusun itu terisolasi.
Bencana alam banjir, banjir bandang dan angin kencang selama tiga hari ini, selain merusak rumah warga dan fasilitas umum serta infrastruktur, ratusan hektare tanaman padi juga terdampak, dan puluhan ternak sapi, domba, kambing hanyut terseret banjir.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 4 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi
- 5 Pemda Bisa Alokasikan Dana Khusus Bagi Seklah Swasta Dalam SPMB
Berita Terkini
-
WNI Masih Takut Usai Penembakan Massal
-
Cegah Kecelakaan, Diusulkan Tol Pakai Teknologi Pembayaran tanpa Berhenti
-
Amerika Mulai “Usirin” Imigran
-
Gempa Terus Mengguncang Pulau Santorini, Yunani Setiap Beberapa Menit
-
Mubyarto Institute: Praktik Perekonomian Kental dengan Derajat Penghisapan. Segelintir Orang Kuasai Sumber Ekonomi