Pemerintah Selalu Tegaskan Kejar Swasembada Tetapi Terus Impor
Peneliti Mubyarto Institute Yogyakarta, Awan Santosa menegaskan, sebenarnya komitmen swasembada pangan dan energi itu sudah ada tetapi yang dibutuhkan ialah pelaksanaannya di lapangan
Foto: istimewaJAKARTA-Peneliti Mubyarto Institute Yogyakarta, Awan Santosa menegaskan, sebenarnya komitmen swasembada pangan dan energi itu sudah ada. Hal itu bisa dilihat dari pidato Presiden Prabowo saat baru dilantik beberapa waktu lalu.
Hanya saja yang dinantikan kata Awan ialah sejauhmana komitmen itu selaras dengan implementasi baik dalam bentuk kebijakan/ regulasi maupun level teknis pelaksanaan di lapangan
"Sudah ada komitmen tinggal konsistensi dari seluruh jajaran pemerintahan dari tingkat pusat hingga daerah,"tegasnya. Jangan sampai pusat dan daerah ujarnya tidak sinkron.
Menurut Awan, komitmen swasembada pangan itu selalu disampaikan setiap kali ada rezim baru, namun faktanya impor pangan dan impor energi tetap saja meningkat. Awan berkaca dari tingginya impor beras dalam dua tahun terakhir, padahal komitmen swasembada itu selalu diungkapkan ke publik.
"Makanya saya tekankan perlunya konsistensi antara ucapan dan tindakan. Jangan sampai karena benturan kepentingan maka komitmen itu goyah,"tandasnya
Tak hanya itu kata Awan yang perlu diperjelas ialah bagaimana strategi tranformasi dan roadmap menuju kedaulatan pangan dan energi tersebut. Peta jalan katanya harus disiapkan agar punya tahapan yang jelas dan tidak kehilangan arah ke depannya.
Presiden Prabowo Subianto menyatakan tentang pentingnya mewujudkan swasembada pangan dan energi sebagai dasar kedaulatan bangsa dalam agenda pembangunan nasional 2025-2029.
Presiden Prabowo saat menyampaikan pengarahan pada Musrenbangnas RPJMN 2025-2029 di Kementerian PPN/Bappenas Jakarta, Senin awa pekan ini mengatakan, upaya ini harus menjadi prioritas untuk memastikan Indonesia mampu berdiri di atas kekuatan sendiri.
"Jadi saudara-saudara, ini penting saya sampaikan karena upaya kita untuk swasembada pangan dan swasembada energi ini adalah dasar kedaulatan," katanya.
Ia menekankan bahwa swasembada pangan merupakan fondasi perlindungan fisik bagi rakyat. Tanpa pangan yang cukup, negara tidak dapat menjamin keberlangsungan kehidupan warganya.
Menurut Presiden, hal itu merupakan makna dasar pembangunan nasional sesuai dengan tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
"Bagaimana kita mau melindungi segenap bangsa kalau kita tidak bisa jamin makan. Tidak ada negara, tidak ada peradaban tanpa pangan, saya ingatkan saudara-saudara sekalian," ujar Presiden.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan pentingnya menjaga sumber daya alam dan tanah air sebagai bagian dari tumpah darah bangsa.
Presiden Prabowo menambahkan keberhasilan pembangunan nasional hanya dapat dicapai jika pemerintah dan seluruh elemen bangsa berpegang teguh pada nilai-nilai dasar perjuangan dan tanggung jawab bersama untuk melindungi dan mensejahterakan rakyat.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menyoroti budaya skeptis segelintir kalangan yang meragukan kemampuan bangsa sendiri.
Ia menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen penuh untuk membangun kedaulatan nasional berdasarkan amanat UUD 1945 dan nilai-nilai yang diwariskan para pendiri bangsa. "Kita berniat baik, kita ingin memimpin bangsa ini dengan pemerintah yang bersih," katanya.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Catat! Ini Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina yang Resmi Naik per 1 Januari 2025
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Kalah di Beberapa Daerah pada Pilkada 2024, Golkar Akan Evaluasi Kinerja Partai
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati