Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 03 Jan 2025, 00:00 WIB

Pengamat Ungkap Kunci Keberhasilan Pembangunan Klaster Pertanian Modern

Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman

Foto: antara

JAKARTA – Dukungan infrastruktur menjadi kunci keberhasilan pembangunan klaster pertanian modern yang digagas pemerintah. Sebab, di sejumlah daerah, kendala irigasi dan infrastruktur pertanian lainnya menghambat daya pacu produksi pertanian.

Pengamat pertanian Fakultas Pertanian, Sains dan Teknologi, Universitas Warmadewa (Unwar), Denpasar Bali, Dr I Nengah Muliarta menegaskan infrastruktur yang memadai adalah prasyarat untuk mencapai ketahanan pangan. "Sayangnya, banyak daerah di Indonesia masih memiliki infrastruktur yang kurang memadai. Jalan yang rusak, sistem irigasi yang tidak efisien, dan kurangnya fasilitas penyimpanan dapat menghambat distribusi pangan dan aksesibilitas bagi petani," ucapnya dari Denpasar, Bali, Kamis (2/1).

Dia menegaskan investasi dalam infrastruktur pertanian sangat penting. Pembangunan jalan yang baik dan sistem irigasi yang efisien akan memudahkan petani dalam mengangkut hasil pertanian mereka ke pasar. Selain itu, fasilitas penyimpanan yang memadai dapat mengurangi kerugian pascapanen, sehingga meningkatkan pendapatan petani.

Pada kesempatan lain, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso mendukung penuh upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam membangun klaster pertanian modern di seluruh Indonesia untuk mempercepat capaian swasembada. Menurutnya, pembangunan klaster akan berdampak besar pada penguatan dan ketahanan bangsa di masa depan, terutama karena pemerintah juga telah memenuhi produksi dalam negeri secara baik dan berkelanjutan.

“Kalau Klater-klaster ini bisa kita bangun, maka kredit akan mudah, KUR (Kredit Usaha Rakyat) mudah, benih mudah dan pupuk juga mudah karena petani sudah tersedia di sana. Nah kami tinggal memperkuat kerjasamanya saja dengan Bulog untuk melakukan penyerapan,” ujar Sutarto.

Sutarto mengatakan peningkatan produksi sangat penting untuk menekan kebijakan impor. Mengenai hal ini, Sutarto mengapresiasi keberhasilan produksi yang sudah dilakukan pemerintah dari waktu ke waktu sehingga stok beras nasional saat ini mencapai 8,5 juta ton.

Berikutnya, kata Sutarto, Perpadi menyambut baik kebijakan pemerintah menaikkan harga gabah kering panen (GKP) menjadi 6.500 rupiah per kilogram (kg) dari sebelumnya 6.000 rupiah per kg. Dia menilai harga sebesar itu mampu menjadi angin segar bagi para petani.

Sutarto menilai, untuk mendukung peningkatan produksi dalam negeri, pemerintah perlu mengawasi ketat semua distribusi bantuan baik benih maupun pupuk subsidi agar tidak terjadi penyelewengan. “Kedua kita harus melakukan pengamanan jangan sampai terjadi gangguan hama penyakit sehingga pemerintah harus melakukan pendampingan,” katanya.

Reformasi Pertanian

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengatakan pembangunan klaster merupakan sebuah keharusan untuk mereformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Klaster pertanian modern juga merupakan program masa depan yang akan melibatkan banyak anak muda melalui pembentukan Brigade Swasembada Pangan serta memanfaatkan teknologi mekanisasi seperti drone penabur benih, combain harvester hingga mesin pencacah lainnya.

“Sehingga ke depan apa yang kita harapkan dalam meningkatkan produksi melalui pertanian modern dapat diwujudkan. Apalagi teknologi dan mekanisasi dapat menekan biaya produksi hingga 50 persen,” jelasnya.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.