Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jelang Hari Pangan Dunia I Pemanasan Global Pengaruhi Produksi Pangan di Banyak Negara

Pemerintah Jangan Andalkan Pangan Impor Lagi

Foto : ANTARA/Muhammad Mada

Pengembangan varietas jagung I Petani memanen varietas jagung yang mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta tahan terhadap hama penyakit di Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (14/10). Pengembangan varietas jagung ini diharapkan mampu mendongkrak hasil produksi petani sehingga pemerintah tidak perlu lagi impor jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

Dosen Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar, Bali, I Nengah Muliarta, mengatakan ketahanan pangan adalah tantangan multidimensional yang memerlukan pendekatan yang holistik. Diversifikasi pangan dan mengurangi kebergantungan pada beras adalah kunci untuk menciptakan sistem pangan yang lebih resilient. "Dengan melibatkan semua stakeholders dan memanfaatkan sumber daya yang ada, kita dapat mencapai ketahanan pangan yang diinginkan.

Upaya ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga memastikan keberlanjutan sumber daya pangan untuk generasi mendatang," kata Muliarta. Diversifikasi sangat penting untuk mengurangi risiko kegagalan panen dan meningkatkan ketahanan gizi. Berbagai sumber pangan lokal, seperti umbiumbian, sayuran, dan buah-buahan, harus dipromosikan dan dikembangkan. Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan, mengatakan yang utama untuk pangan adalah meningkatkan produksi lokal dan linear dengan kesejahteraan petani.

Ia mengakui pula bahwa dari berbagai tantangan selama ini termasuk tekanan geopolitik dan perubahan iklim, ketahanan pangan nasional belum kuat. "Ini akhirnya menjadi celah bagi pemerintah untuk meningkatkan impor. Impor beras 2023 mencapai 3,06 juta ton, mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Impor beras 2024 akan lebih tinggi lagi," katanya.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top