Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jelang Hari Pangan Dunia I Pemanasan Global Pengaruhi Produksi Pangan di Banyak Negara

Pemerintah Jangan Andalkan Pangan Impor Lagi

Foto : ANTARA/Muhammad Mada

Pengembangan varietas jagung I Petani memanen varietas jagung yang mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta tahan terhadap hama penyakit di Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (14/10). Pengembangan varietas jagung ini diharapkan mampu mendongkrak hasil produksi petani sehingga pemerintah tidak perlu lagi impor jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

» Dengan konstelasi politik internasional maka kemampuan menyediakan pangan tanpa harus membeli dari negara lain menjadi penting untuk ketahanan pangan nasional.

JAKARTA - Hari Pangan Sedunia yang akan diperingati pada Rabu (16/10) mengangkat tema "Hak atas Pangan untuk Kehidupan dan Masa Depan yang Lebih Baik". Tema tersebut dinilai sangat relevan dengan kondisi di dunia saat ini karena banyaknya penduduk bumi yang terancam sulit mengakses pangan karena dampak pemanasan global dan faktor geopolitik. Pakar pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Suprayogi, mengatakan dua faktor tersebut berimbas terhadap banyak hal, termasuk ketahanan pangan dalam konteks internasional dan dapat berimbas ke berbagai negara.

"Pemanasan global pada 2023 juga mempengaruhi produksi pangan di banyak negara produsen pangan seperti India. Kemudian, perang juga mempengaruhi proses perdagangan pangan," kata Guru Besar Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Unsoed itu. Oleh sebab itu, masalah ketahanan pangan menjadi sangat penting dan harus dipikirkan betul oleh setiap negara termasuk Indonesia. Dengan perkembangan konstelasi politik internasional maka kemampuan untuk menyediakan pangan tanpa harus membeli itu menjadi penting untuk ketahanan pangan nasional.

"Di negara kita pun, kita melihat bahwa pemerintah sudah memahami tentang ancaman kerawanan ketahanan pangan nasional kita, sehingga pemerintah sekarang ini sedang menggalakkan program cetak sawah baru, juga food estate, walaupun belum menunjukkan hasil," katanya. Indonesia, jelasnya, harus swasembada pangan dan tidak bisa mengikuti polanya Singapura yang punya uang karena negaranya berbasis jasa dan punya uang untuk bisa beli.

Peringatan hari pangan bagi Indonesia seharusnya menjadi momentum untuk tidak mengandalkan lagi impor. "Andaikan punya uang pun, Indonesia belum tentu bisa impor karena tantangan politik dalam negeri juga cukup besar. Impor pun tidak mudah karena meskipun punya devisa, negara lain belum tentu mau menjual komoditas pangan tersebut karena lebih memikirkan ketahanan pangan di negaranya," jelas Suprayogi seperti dikutip dari Antara. Pemerintah tidak punya pilihan selain mengupayakan swasembada pangan melalui kemampuan produksi sendiri. Untuk itu, perlu mengidentifikasi tantangan- tantangan yang harus diatasi, di antaranya alih fungsi lahan pertanian yang masif dan diversifikasi pangan.

Sistem Pengairan
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top