Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Jelang Hari Pangan Dunia I Pemanasan Global Pengaruhi Produksi Pangan di Banyak Negara

Pemerintah Jangan Andalkan Pangan Impor Lagi

Foto : ANTARA/Muhammad Mada

Pengembangan varietas jagung I Petani memanen varietas jagung yang mampu beradaptasi terhadap berbagai kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta tahan terhadap hama penyakit di Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (14/10). Pengembangan varietas jagung ini diharapkan mampu mendongkrak hasil produksi petani sehingga pemerintah tidak perlu lagi impor jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

Dari Yogyakarta, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwijono Hadi Darwanto, mengatakan swasembada pangan Indonesia harus memperhatikan sistem pengairan dan ketersediaan benih unggul, terutama karena semakin menipisnya stok pangan internasional. Langkah-langkah strategis, jelas Dwijono, sangat penting dilakukan guna memastikan bahwa kebutuhan pangan dalam negeri dapat terpenuhi secara mandiri. "Stok pangan internasional semakin tipis.

Jika kita ingin memastikan swasembada pangan, yang pertama kali perlu dibenahi adalah sistem pengairan dan ketersediaan benih unggul padi," ujar Dwijono. Hal itu sangat beralasan karena pengairan memiliki kontribusi sebesar 16 persen terhadap produktivitas padi, sementara benih unggul menyumbang sekitar 23 persen. Dua faktor penting itu yang perlu segera diatasi untuk mencapai peningkatan produktivitas. Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini, menurut Dwijono, adalah semakin sulitnya memperoleh benih unggul padi dalam beberapa tahun terakhir.

Kurangnya ketersediaan benih unggul menjadi hambatan bagi para petani untuk memaksimalkan hasil panen, sehingga kebergantungan terhadap impor pangan dapat meningkat. Selain itu, pupuk juga merupakan elemen penting yang memberikan kontribusi 14 persen terhadap peningkatan produktivitas padi di Indonesia. "Sebenarnya, produktivitas padi kita yang mencapai lima ton per hektare sudah relatif tinggi. Namun, dengan melihat stagnasi peningkatan kapasitas produktivitas selama ini, kita perlu mencari cara agar bisa lebih optimal lagi," jelas Dwijono.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah optimalisasi produktivitas padi pada lahan kering, yang selama ini masih kurang dimanfaatkan secara maksimal. Untuk mencapai swasembada pangan, selain peningkatan produktivitas di lahan basah, Indonesia juga perlu fokus pada pengembangan lahan kering sebagai alternatif. Dengan demikian, produktivitas padi nasional dapat ditingkatkan, serta ketergantungan pada pasokan pangan internasional dapat berkurang.

Pendekatan Holistik
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top