Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pembangunan Lumbung Pangan Nasional (LPN), agar Tidak Mengabaikan Pelaksanaan Pemeliharaan dan Operasi Irigasi Sepadan dari Lahan Pangan yang Sudah Ada

Foto : Foto: Istimewa

Guru Besar Teknik Irigasi Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian UGM.

A   A   A   Pengaturan Font

Lima Pilar Pengelolaan Sumber Daya Air

Munculnya kebakaran hebat di Kawasan eks PLG kabupaten Pulang Pisau pada tahun 2015 akibat kekeringan merupakan suatu bukti sesalahan upaya implementasi kebijakan tersebut. Secara teoritis dengan memakai pendekatan sistem pengelolaan sumberdaya air, pembangunan LPN harus memperhatikan atau bersendikan lima pilar yaitu : (i) ketersediaan air dan lahan, (ii) infrastuktur, (iii) tata kelola, (iv) institusi, dan (v) sumberdaya manusia (SDM).

Apabila dianalisis secara rinci dengan memakai pendekatan sistem tersebut maka pelaksanaan PLG pada masa lalu itu memperlihatkan kesalahan menyeluruh dalam pelaksanaan kelima pilar pengelolaan air tersebut. Saat ini sudah tersedia seperangkat teknologi terkini mulai dari hal paling sederhana penggunaan pintu-pintu air berbahan resin sampai pada teknologi model matemaktika berbasis big data dan cloud serta pendapat-pendapat para pakar. Maka jangan sampai pelaksanaan LPN ini hanya berbasis pada pembangunan infrastruktur dan mengabaikan pilar-pilar penting lainnya.

Menurut Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM, Azwar Maas, peringatan sangat penting dimana bahwa sebagian lahan LPN merupakan lahan mineral dengan kandungan pirit yang tinggi di sekitar 5 km dari sungai perlu untuk diperhatikan secara seksama. Pendapat Maas ini perlu menjadi dasar pembangunan sistem tata air dengan tata kelola yang khas untuk memperoleh produksi hasil pangan yang tinggi. Juga agar adanya Institusi dan sumberdaya manusia yang andal dengan kompetensi tinggi akan dapat mencegah pengulangan kesalahan masa lalu. Sehingga para pelaku harus bisa memahami terhadap peran dan risiko yang dihadapinya di lapangan. Pada umumnya para pihak hanya bersedia berbagi peran tetapi tidak mau berbagi risiko dan tanggung jawab dan hanya meninggalkan risiko tersebut sepenuhnya pada masyarakat setempat serta pemerintah lokal.

Selain itu, sebenarnya pemerintah dalam upaya pembangunan LPN ini mempunyai modal pengetahuan tasit cukup tinggi dalam pengelolan pengeloaan sistem irigasi pasang surut karena pengelolaan sistem irigasi pasang surut ini sudah mempunyai sejarah yang yang cukup panjang. Oleh sebab itu berbagi informasi pengetahuan antar pelaku perlu dilakukan sehingga mudah diubah menjadi pengetahuan eksplisit dan praktis efektif.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top