Peluang Rupiah Berbalik Melemah Terbuka
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Sentimen eksternal diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong melihat investor akan mencermati data Institute of Supply Management (ISM) untuk kinerja industri jasa di Amerika Serikat (AS) atau ISM Jasa AS tadi malam. Selain itu, investor kembali menantikan risalah rapat dewan kebijakan bank sentral AS (The Fed) atau FOMC dan data penggajian (NFP).
Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (8/1), bergerak melemah di kisaran 16.100-16.250 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan, Selasa (7/1) sore ditutup menguat 55 poin atau 0,34 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.143 rupiah per dollar AS.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan penguatan rupiah dipengaruhi sikap Indonesia yang bergabung ke dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan).
“Pasar merespons positif bergabungnya Indonesia ke dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan posisi tawar Indonesia di kancah global, khususnya di mata OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development),” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta. n mad/Ant/E-10
Berita Trending
- 1 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 2 Nelayan Kepulauan Seribu Segera miliki SPBU Apung
- 3 Athletic Bilbao dan Barca Perebutkan Tiket Final
- 4 Banjir Bandang Lahar Dingin Gunung Jadi Perhatian Pemerintah pada 2025
- 5 Mulai Januari 2025, Usia Pensiun Pekerja Indonesia Naik Satu Tahun Menjadi 59 Tahun