Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Jalur Rempah

Pelayaran Perdana Belanda Hanya Berhasil Membawa Segenggam Merica

Foto : National Maritime Museum/ Via Wikimedia
A   A   A   Pengaturan Font

Sejak tahun 1595 dan seterusnya, kapal-kapal yang membawa pedagang secara teratur meninggalkan pelabuhan Amsterdam. Para pedagang ini harus mencari jalan ke Hindia Timur, daerah yang terkenal dengan rempah-rempah eksotik seperti cengkeh, merica, pala, bunga pala, dan kayu manis. Rempah-rempah itu bernilai sangat tinggi di Eropa. Oleh karena itu, para pedagang berharap mendapat banyak keuntungan dari perdagangan ini.

Belanda bukan satu-satunya pihak yang berada di wilayah Hindia Timur. Sebelumnya Portugis memonopoli perdagangan rempah-rempah dari wilayah kepulauan yang luas ini. Pertempuran melawan Spanyol pada tahun 1568 hingga 1648 (Perang Delapan Puluh Tahun) menyulitkan Belanda untuk berdagang dengan Portugis yang merupakan bagian dari Kerajaan Spanyol. Oleh karena itu Belanda ingin mematahkan monopoli rempah-rempah Portugis. Caranya dengan memulai mengumpulkan rempah-rempah sendiri.

Namun pilihan ini tidak mulus karena mereka menghadapi masalah yaitu tidak mengetahui jalan menuju Hindia Timur. Melalui spionase terhadap Portugis, Belanda akhirnya mengetahui kira-kira ke arah mana harus mencari. Mereka berlayar mengelilingi Afrika dan dari sana melintasi Samudra Hindia, lalu berlayar ribuan kilometer ke arah timur laut.

Lalu pada 2 April 1595, empat kapal meninggalkan Amsterdam menuju daerah yang tidak diketahui. Kapal-kapal itu dipimpin Kapten Cornelis de Houtman yang pernah bertugas di Portugis dan memperoleh informasi tentang rute perjalanan tersebut.

Setelah berbulan-bulan menderita, Belanda tiba di Banten 27 Juni 1596. Sesampainya di sana, mereka kaget karena bukanlah orang asing pertama yang datang ke tempat dengan perdagangan yang ramai. Di Banten, para saudagar dari seluruh Asia telah menetap sejak lama. Pasar-pasar yang ramai menjual produk-produk Indonesia dan Asia lainnya. Porselen Tiongkok, sutera Jepang, pedang, batu permata, kura-kura, dan bahkan gajah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top