Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 01 Mar 2025, 01:30 WIB

Pelaku Praktik Spekulasi Harga di Pasar Bakal Ditindak

Awan Santosa Peneliti Mubyarto Institute - Perlu monitoring kelancaran distribusi pangan dan rantai pasok pangan, termasuk pemantauan intensif di pasar-pasar rakyat.

Foto: antara

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajarannya untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia menjelang Ramadhan.

“Saya sudah menyampaikan instruksi kepada Menko Pangan, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, semua menteri terkait untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan mencegah adanya kenaikan dan lonjakan harga yang spekulatif,” kata Presiden.

Kepala Negara mengaku terus memantau perkembangan produksi dan harga pangan dalam beberapa pekan terakhir. Prabowo pun memastikan seluruh masyarakat, terutama golongan yang paling membutuhkan tetap bisa mengakses bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Selain memantau, Pemerintah kata Presiden juga akan mengambil tindakan yang efektif dalam melawan praktik spekulasi di pasar. Hal itu diperlukan untuk mencegah oknum-oknum yang memanfaatkan momentum Ramadan untuk meraup keuntungan tidak wajar dengan menaikkan harga secara berlebihan.

Pada kesempatan lain, Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Eugenia Mardanugraha mengatakan, jelang Ramadan dan Idul Fitri, harga pangan akan selalu naik, karena permintaan tinggi.

Oleh sebab itu, Pemerintah harus berusaha menjaga agar tidak terjadi lonjakan harga yang tajam dengan menjamin tersedianya stok serta menetapkan Harga Eceran Tertinggi ataupun Harga Acuan Penjualan (HET/HAP) untuk komoditas-komoditas tertentu.

“Situasi permintaan yang tinggi seringkali disalahgunakan oknum untuk menimbun ataupun melakukan kesepakatan penetapan harga, sehingga memperburuk situasi,”papar Eugenia yang juga sebagai Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI).

KPPU tegasnya terus mengawasi perilaku para pelaku usaha, khususnya pada periode di mana terjadi kenaikan permintaan di atas kondisi normal.

Sebagai gambaran, praktik monopoli jelasnyaberpeluang lebih besar terjadi pada periode seperti saat ini. Untuk kasus penimbunan, sebenarnya bisa dijerat pidana oleh Satgas Pangan sekaligus persaingan usaha oleh KPPU.

KPPU juga melakukan survey untuk memantau harga-harga yang terjadi di pasar dengan fokus pada beberapa komoditas tertentu yang harga yang sangat tinggi. Berdasarkan survey terbaru tanggal 24 Februari di 7 wilayah kanwil KPPU, ditemukan bahwa hampir semua komoditas pangan (12 dari 17) harganya di atas HET/HAP.

Meskipun para pedagang mengatakan bahwa stok tersedia, namun perilaku pelaku usaha perlu diawasi.

“Apabila ditemukan adanya bukti melanggar UU No. 5 Tahun 1999, maka KPPU tidak segan menindak pelaku usaha yang melakukan kecurangan,”tukas Eugenia.

Sementara itu, peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa mengatakan, Pemerintah perlu melakukan sinkronisasi data panen per wilayah dengan kebutuhan konsumsi pangan selama bulan Ramadan dan menjelang hari raya.

Hal itu juga dapat dilakukan dengan bantuan teknologi informasi. “Perlu monitoring kelancaran distribusi pangan dan rantai pasok pangan, termasuk pemantauan intensif di pasar-pasar rakyat,”ungkap Awan.

Spekulan Mainkan Harga

Pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Achmad Maruf, menilai seruan Presiden itu sebagai langkah positif, tetapi tantangan terbesarnya ada pada tataran implementasi.

“Instruksi ini memang diperlukan, tetapi eksekusinya tidak mudah. Stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan selalu menjadi isu tahunan, dan faktor-faktor seperti distribusi, spekulasi, serta cuaca bisa memengaruhi hasilnya,” kata Maruf.

Ia juga menekankan pentingnya peran Bulog dan cadangan beras pemerintah (CBP) dalam menjaga harga di pasar tetap terkendali.

“Jika stok pangan cukup dan distribusi lancar, harga tetap stabil. Namun, jika ada gangguan di rantai pasok atau spekulan memainkan harga, intervensi pasar harus cepat dilakukan,” kata Maruf.

Dia juga mengingatkan bahwa kebijakan tersebut harus diikuti dengan pengawasan ketat agar tidak hanya bersifat seremonial. “Pemerintah harus memastikan koordinasi antar-kementerian berjalan efektif, terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan selama bulan puasa,” pungkasnya.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.