Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pekerjaan yang Menstimulasi Mental Dapat Membantu Menangkal Demensia

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi terbaru mengungkapkan, pekerjaan yang menantang otak dapat membantu pikiran menjadi tetap tajam seiring bertambahnya usia. Penelitian yang melibatkan lebih dari 7.000 orang dewasa berusia antara 69 hingga 104 tahun menemukan bahwa orang yang memiliki riwayat pekerjaan yang merangsang mental memiliki risiko lebih rendah mengalami gangguan kognitif ringan dan demensia setelah usia 70 tahun dibandingkan dengan orang yang memiliki riwayat pekerjaan yang tidak merangsang mental.

"Hasil penelitian ini menggarisbawahi potensi pekerjaan yang merangsang secara kognitif untuk meningkatkan cadangan kognitif dan menunda timbulnya penurunan kognitif," kata penulis studi Bjørn H. Strand, PhD, seorang profesor peneliti dari Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia di Oslo, dikutip dari Everyday Health, Selasa (23/4)..

"Studi ini juga mendukung gagasan bahwa semakin banyak Anda menggunakan otak Anda selama usia dini dan paruh baya, semakin siap Anda untuk menangkal penurunan kognitif di kemudian hari," tambahnya.

Dalam artikel yang diterbitkan di jurnal Neurology, Dr. Strand dan timnya menganalisis data 305 pekerjaan unik. Mereka mengevaluasi tingkat tuntutan kognitif yang dialami para partisipan saat melakukan setiap pekerjaan antara usia 30 dan 65 tahun, dengan menggunakan alat data yang disebut indeks intensitas tugas rutin (RTI).

Penilaian indeks ini didasarkan pada persamaan yang melibatkan empat skala untuk mengevaluasi seberapa banyak pekerjaan yang melibatkan tugas-tugas manual rutin dan tugas-tugas kognitif rutin dibandingkan dengan seberapa banyak pekerjaan yang melibatkan tugas-tugas kognitif nonrutin yang tidak terstruktur dan tugas-tugas interpersonal.

"Penilaian ini tidak didasarkan pada kuesioner peserta. Setiap orang dengan pekerjaan yang sama memiliki RTI yang sama terlepas dari perbedaan individu dalam tugas dan tanggung jawab," tutur Yuko Hara, PhD, Direktur Penuaan dan Pencegahan Alzheimer di Alzheimer's Drug Discovery Foundation, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Para peneliti mengukur tuntutan kognitif pekerjaan setidaknya satu kali ketika peserta berusia di bawah 50 tahun dan setidaknya satu kali ketika peserta berusia di atas 50 tahun. Setelah usia 70 tahun, partisipan menyelesaikan tes memori dan berpikir untuk menilai apakah mereka memiliki gangguan kognitif ringan.

Dibandingkan dengan mereka yang memiliki nilai rendah pada indeks RTI, individu yang memiliki pekerjaan dengan tingkat pekerjaan rutin yang tinggi menghadapi risiko 74 persen lebih besar mengalami gangguan kognitif ringan di kemudian hari, dan risiko demensia 37 persen lebih tinggi.

Penelitian ini menyoroti bahwa 42 persen dari mereka yang memiliki pekerjaan dengan tuntutan kognitif paling rendah didiagnosis mengalami gangguan kognitif ringan dibandingkan dengan 27 persen yang memiliki pekerjaan dengan tuntutan kognitif paling tinggi.

Di sisi lain, Dr. Hara mengatakan, tidak semua orang dapat memiliki karier yang secara konsisten memberi energi pada otak. Untuk orang-orang tersebut, dia merekomendasikan untuk pergi ke luar tempat kerja untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun kognisi, seperti mengikuti kelas baru, membaca buku, belajar bahasa baru, atau belajar memainkan alat musik.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top