Pekerja Ekonomi Gig Berkembang Pesat di Indonesia, dari Ojek hingga Penerjemah
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Rabu (11/3/2020).
Data Sakernas juga membantu mengidentifikasi karakteristik pekerja gig, misalnya terkait jam kerja, gender, dan latar belakang pendidikan.
Kami menemukan bahwa pekerja gig di sektor transportasi memiliki jam kerja yang tinggi hingga mencapai 57 jam per pekan. Hal ini sejalan dengan banyak riset yang menggambarkan kondisi pekerjaan pengemudi ojek daring dan kurir yang terpaksa bekerja dalam waktu sangat panjang untuk mencapai target dan bonus harian.
Dari sisi gender, pekerja gig di sektor transportasi didominasi oleh laki-laki (97,6%). Sementara, rasio gender pekerja gig di sektor jasa lainnya mirip dengan pekerja formal, dengan tingkat partisipasi perempuan sebanyak 36,4%.
Selain itu, riset kami juga mengonfirmasi bahwa ekonomi gig adalah fenomena urban. Sebanyak 88% pekerja gig di sektor transportasi dan 80,7% di sektor jasa lainnya tinggal di perkotaan.
Fenomena ekonomi gig juga menunjukkan dominasi Pulau Jawa dan ibu kota. Sebanyak 1,7 juta (74%) pekerja gig berada di pulau terpadat di dunia ini. Lebih lanjut, 480 ribu (39%) pekerja gig di sektor transportasi terkonsentrasi di aglomerasi Jakarta (Jabodetabek).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya