PBB: Negara-negara Miskin Bayar Lebih Mahal untuk Pasokan Makanan
PEMBAGIAN GANDUM I Keluarga miskin di Yaman menerima pembagian gandum dari yayasan amal, di tengah melambungnya harga gandum akibat perang di Ukraina.
NEW YORK - Negara-negara miskin diprediksi menjadi pihak yang paling dirugikan akibat krisis pangan di seluruh dunia, yang diperburuk oleh perang di Ukraina. PBB pada Kamis (9/6), memperingatkan mereka akan dipaksa membayar lebih mahal pasokan pangan yang lebih sedikit.
Tagihan impor pangan dunia akan memecahkan rekor baru senilai 1,8 triliun dollar AS (sekitar 26,2 kuadriliun rupiah) tahun ini, akibat lonjakan harga sereal dan biji-bijian menyusul konflik di Ukraina.
Namun, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB dalam Prospek Pangan terbarunya menyebutkan mahalnya biaya impor itu lebih disebabkan oleh kenaikan harga dan biaya transportasi, ketimbang volume pasokan yang dikirim.
"Yang mengkhawatirkan, banyak negara rentan membayar lebih mahal, tetapi menerima lebih sedikit makanan," tulis laporan itu.
FAO menghitung tagihan impor pangan dunia diperkirakan meningkat 51 miliar dollar AS dari tahun 2021, mencerminkan harga yang lebih mahal senilai 49 miliar dollar AS.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya