Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perjanjian "Biopiracy"

PBB Capai Kesepakatan Pembajakan Biologis

Foto : AFP/Fabrice COFFRINI

Perjanjian Baru WIPO | Dirjen WIPO, Daren Tang (kanan) tengah berbincang dengan salah satu delegasi usai Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia PBB berhasil menyetujui perjanjian baru mengenai biopiracy di markas WIPO di Jenewa, Swiss, pada Jumat (24/5). Lebih dari 190 menyepakati perjanjian untuk memerangi apa yang disebut pembajakan biologis.

A   A   A   Pengaturan Font

Setelah negosiasi yang panjang, PBB pada Jumat (24/5) berhasil menyetujui perjanjian baru untuk memerangi apa yang disebut pembajakan biologis

JENEWA - Lebih dari 190 negara pada Jumat (24/5) menyetujui perjanjian baru untuk memerangi apa yang disebut pembajakan biologis dan mengatur paten yang berasal dari sumber daya genetik seperti tanaman obat, terutama tanaman yang penggunaannya bergantung pada pengetahuan tradisional.

"Setelah negosiasi yang panjang, para delegasi menyetujui untuk bersorak dan bertepuk tangan atas perjanjian WIPO pertama yang membahas hubungan antara kekayaan intelektual, sumber daya genetik, dan pengetahuan tradisional," kata Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia PBB (WIPO) dalam sebuah pernyataan.

Perundingan tersebut sempat diliputi oleh ketidakpastian dengan salah satu poin penting adalah sanksi bagi pelanggar, yang secara umum menempatkan negara-negara berkembang melawan negara-negara maju, saat sumber daya genetik semakin banyak digunakan oleh perusahaan dalam segala hal mulai dari kosmetik hingga benih, obat-obatan, bioteknologi, dan suplemen makanan.

Menurut PBB, momentum ini telah memungkinkan kemajuan besar dalam bidang kesehatan, iklim, dan ketahanan pangan. Setelah lebih dari 20 tahun berdiskusi mengenai masalah ini, lebih dari 190 negara anggota WIPO mulai bernegosiasi pada 13 Mei lalu di kantor pusat badan inovasi dan paten PBB di Jenewa untuk menyelesaikan sebuah perjanjian.

"Ini adalah teks yang realistis. Ini adalah teks yang seimbang," kata seorang perunding Barat kepadaAFPsebelum kesepakatan akhir dicapai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top