Senin, 03 Mar 2025, 01:05 WIB

Pasca Pengusiran di Gedung Putih, Pemimpin Eropa Tingkatkan Dukungan ke Ukraina

Volodymyr Zelenskyy.

Foto: SAUL LOEB/AFP

LONDON - Para pemimpin Eropa berkumpul di London pada hari Minggu (2/3), untuk membahas peningkatan kerja sama keamanan dan dukungan untuk Ukraina setelah insiden pengusiran Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih akhir pekan lalu saat bersitegang dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

Dikutip dari Voice of America, sekutu Ukraina itu telah menggarisbawahi komitmen teguh mereka untuk melawan kekhawatiran yang berkembang bahwa Presiden Trump akan meremehkan Kyiv dalam negosiasi dengan Russia.

Sehari setelah ia diusir dari Gedung Putih, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy disambut hangat di Downing Street pada hari Sabtu. Dia dua kali memeluk Perdana Menteri Inggris di depan kamera dan mendapatkan pinjaman untuk memperkuat pertahanan yang telah terkuras selama lebih dari tiga tahun untuk menangkal invasi Russia.

“Saya berterima kasih kepada rakyat dan pemerintah Inggris atas dukungan luar biasa mereka sejak awal perang ini,” kata Zelenskyy.

“Kami gembira memiliki mitra strategis dan berbagi visi yang sama tentang seperti apa masa depan yang aman bagi semua orang,”katanya.

Ia dijadwalkan bertemu Raja Charles III pada hari Minggu sebelum bergabung dengan sekelompok sekutu Eropa di pertemuan puncak keamanan. Pertemuan tersebut mempertemukan para pemimpin dari seluruh benua Eropa, termasuk Perancis, Jerman, Denmark, dan Italia serta Turki, organisasi Pertahanan Atlantik Utara NATO (North Atlantic Treaty Organization), dan Uni Eropa.

“Sekarang saatnya bagi kita untuk bersatu guna menjamin hasil terbaik bagi Ukraina, melindungi keamanan Eropa, dan mengamankan masa depan kolektif kita," kata Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

Downing Street mengatakan pertemuan puncak hari Minggu akan kembali menekankan perlunya kesepakatan yang kuat dan langgeng yang menghasilkan perdamaian permanen dan membahas langkah selanjutnya dalam perencanaan jaminan keamanan yang kuat.

Dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai apakah AS akan terus mendukung NATO, pertemuan di Inggris juga akan membahas perlunya Eropa untuk meningkatkan kerja sama pertahanan.

Produksi Senjata

Saat rombongan Zelensky memasuki London pada hari Sabtu, kerumunan pendukung bersorak. “Anda sangat, sangat diterima di sini di Downing Street,” kata Starmer kepada Zelenskyy sebelum pembicaraan tertutup selama 75 menit.

Kedua pemimpin membahas posisi Ukraina dan cara mengakhiri perang dengan perdamaian yang langgeng dan adil, yang tidak akan memungkinkan Russia menggunakan gencatan senjata untuk mempersenjatai kembali dan menyerang lagi,” sebut pernyataan yang dirilis kantor Zelenskyy.

Mereka juga mengungkap perjanjian pinjaman sebesar 2,84 miliar dollar AS untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan aset-aset berdaulat Russia yang tidak dapat dimobilisasi.

“Dana tersebut akan diarahkan untuk produksi senjata di Ukraina. Ini adalah keadilan sejati, orang yang memulai perang harus menjadi pihak yang membayar,” kata , kata Zelenskyy.

Saat berada di London, ia mengatakan bahwa ia “bahagia” karena "memiliki mitra strategis dan berbagi visi yang sama tentang seperti apa masa depan yang aman bagi semua orang.

Hanya beberapa jam sebelumnya, Zelenskyy diteriaki di Gedung Putih.

Saat kamera berputar di Ruang Oval, Trump dan Wakil Presiden AS, JD Vance dengan marah menuduh Zelenskyy tidak “berterima kasih” dan menolak menerima persyaratan gencatan senjata yang mereka usulkan.

Trump juga menuduhnya tidak tahu berterima kasih dan mempertaruhkan potensi Perang Dunia III. Sementara itu Zelenskyy menegaskan tidak boleh ada kompromi dengan Putin saat kedua pihak bernegosiasi untuk mengakhiri perang.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan: