Paralimpiade Paris Resmi Ditutup, Tiongkok Kokoh di Puncak, Indonesia Peringkat 50
Marcel Hug dan Catherine Debrunner, menang dalam maraton Paralimpiade T54, dengan garis finis yang ditetapkan dengan latar belakang Esplanade des Invalides yang menakjubkan.
Foto: Olympics/Getty Images/Andy LyonsJAKARTA - Kontingen Indonesia mengakhiri perjalanan mereka di Paralimpiade Paris 2024 dengan berada di posisi ke-50, demikian dikutip dari daftar perolehan medali resmi, Senin (9/9).
Indonesia membawa pulang 1 medali emas, 8 medali perak, dan 5 medali perunggu pada panggung olahraga untuk para atlet disabilitas terbesar di dunia tersebut.
Sementara, Tiongkok tetap kokoh di puncak klasemen perolehan medali terakhir dengan total 94 medali emas, 76 perak, dan 50 perunggu.
Berada di bawahnya adalah Britania Raya dan Amerika Serikat, yang masing-masing mengoleksi total 124 medali dan 105 medali.
Di sisi lain, rangkaian Paralimpiade Paris 2024 resmi ditutup dengan membawa pesan kebahagiaan dan persatuan di musim panas, Minggu (8/9) malam waktu setempat.
Kepala Penyelenggara Paralimpiade Paris 2024 Tony Estanguet mengatakan bahwa baik Paralimpiade maupun Olimpiade telah menciptakan "musim panas yang bersejarah".
"Musim panas ini, Prancis punya kencan dengan sejarah, dan negara itu (Paris) muncul (dengan membawa sejarah itu)," kata Estanguet, dikutip dari AFP, Senin.
Adapun Paralimpiade ditutup pada hari Minggu dengan pesta besar yang dimeriahkan dengan musik.
Lebih dari 4.400 atlet dari 168 delegasi Paralimpiade berpesta meskipun hujan terus-menerus turun.
Adapun Paralimpiade berikutnya akan diadakan di Los Angeles pada tahun 2028.
Dalam serah terima resmi, Wali Kota Paris Anne Hidalgo menyerahkan bendera Paralimpiade kepada Presiden Komite Paralimpiade Internasional Andrew Parsons, yang kemudian menyerahkannya kepada Wali Kota Los Angeles Karen Bass.
Meskipun awalnya ada kekhawatiran tentang penjualan tiket, Paralimpiade diadakan di stadion yang sebagian besar penuh, memanfaatkan faktor rasa senang dari Olimpiade yang sangat sukses sebelumnya.
Parsons mengatakan Paralimpiade Paris telah menunjukkan bahwa "perubahan dimulai dengan olahraga".
Tingkat olahraga di Paris, organisasi, dan kesetaraan gender para peserta telah menjadi "patokan" untuk Paralimpiade mendatang, katanya.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga