Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pakaian Daur Ulang Jadi Tren, Tapi Kenapa Begitu Sulit Membuatnya

Foto : The Conversation/Shutterstock

Meski tampak sederhana, pakaian merupakan produk kompleks yang mengandung banyak komponen dan bahan. Ini berarti mendaur ulangnya sangat sulit.

A   A   A   Pengaturan Font

Dengan menggunakan teknologi, BlockTexx memisahkan selulosa ( yang ada dalam kapas dan linen) dan poliester dari limbah tekstil dan pakaian untuk penggunaan baru, termasuk dalam pakaian baru. Dan Evrnu telah mengembangkan sejenis lyocell yang seluruhnya terbuat dari limbah tekstil dan pakaian.

Perusahaan yang berbasis di Spanyol Recover dengan cermat memilah berbagai jenis limbah tekstil kapas untuk menghasilkan serat kapas berkualitas tinggi yang didaur ulang secara mekanis.

Ada juga daur ulang biologis. Limbah serat dari Rivcott cotton "gin" (atau mesin kapas) dikomposkan menjadi pupuk untuk tanaman kapas baru. Hal yang sama mungkin terjadi dengan serat alami dari pakaian usang, setelah pewarna dan bahan kimia yang berpotensi beracun telah dihilangkan.

Serat sintetis seperti poliester dan poliamida (nilon) juga dapat didaur ulang secara mekanis dan kimiawi. Daur ulang kimia melalui re-polimerisasi (di mana serat plastik dicairkan) merupakan pilihan yang menarik, karena kualitas serat asli dapat dipertahankan.

Secara teori dimungkinkan untuk menggunakan pakaian poliester sebagai bahannya. Namun dalam praktiknya sumbernya biasanya botol. Ini karena pakaian biasanya "tercemar" dengan bahan lain seperti kancing dan ritsleting, dan memisahkannya membutuhkan terlalu banyak tenaga.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top