Padang Melang, Pantai Pasir Putih Terpanjang Ikon Kepulauan Anambas
Foto: IstimewaKepulauan Anambas dikenal dengan keindahan wisata baharinya. Salah satu ikonnya adalah Pantai Padang Melang di Pulau Jemaja memiliki pantai pasir putih terang dengan panjang 7,2 kilometer
Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau belum banyak dikenal karena akses transportasi lumayan sulit untuk mencapainya. Meski relatif sulit dikunjungi, namun tempat ini menawarkan banyak potensi wisata karena alamnya yang indah dan tergolong masih alami.
Salah satu yang menjadi daya tarik Anambas adalah Pantai Padang Melang. Daya tarik pantai yang berada di Pulau Jemaja ini apa lagi kalau bukan pasir putih terang yang lembut. Namun lebih jauh dari itu, pulau yang menjadi ikon Kabupaten Kepulauan Anambas adalah luas dan panjang bibir pantainya.
Berada di Desa Letung Kecamatan Jemaja, Pantai Padang Melang memiliki panjang 7,2 kilometer menghadap barat daya. Bandingkan dengan Pantai Kuta di Pulau Bali yang panjangnya hanya 1,5 kilometer saja. Itu saja sudah cukup menguras tenaga wisatawan ketika menjelajahi dari ujung ke ujung.
Dengan panjang pantai yang demikian, maka Pantai Padang Melang cukup memanjakan mata. Pandangan luas bisa dilemparkan dengan luas. Kombinasi pasir putih, laut biru dan perbukitan hijau menghadirkan bentang alam yang menakjubkan.
Pantai ini berupa teluk atau lautan yang menjorok ke daratan. Bentuknya yang hampir membentuk huruf U menjadikan ombaknya cukup bersahabat. Konturnya yang landai memberi keleluasaan bagi pengunjung bermain air.
Di bibir pantainya berdiri deretan pohon cemara dam kepala yang menari-nari ditiup sang bayu. Pohon cemara dan pohon kelapa di pinggiran pantai tersebut, seakan memaksa mata untuk tidak berkedip. Keindahan pantai ini ditambah lagi dengan air laut yang begitu jernih, yang hingga 25 meter ke arah laut hanya kedalaman sepinggang orang dewasa.
Selama berada di destinasi ini tentu saja hal pertama yang dilakukan adalah berfoto-foto. Momen berada di pantai berpasir putih dan sangat panjang bisa dipamerkan di media sosial. Apalagi untuk mencapai tempat ini perlu perjuangan ekstra.
Selain berfoto berburu kuliner juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi Pantai Padang Melang. Mencicipi makan khas sama halnya dengan mencoba hal yang baru. Apalagi kuliner khas gonggong atau siput laut yang hanya terdapat di Kepulauan Riau dan sekitarnya tidak dijumpai di daerah lain.
Dengan keunggulan yang dimiliki, pemerintah kabupaten sudah mulai memperhatikan Pantai Padang Melang sebagai tempat pariwisata dengan daya tarik yang cukup tinggi. Di tempat ini didirikan beberapa gazebo-gazebo di sepanjang pantai agar para wisatawan bisa beristirahat.
Pantai Padang Melang juga menyediakan kamar ganti dan kamar kecil untuk para wisatawan. Kedai makanan yang menyuguhkan kuliner lokal dan musala untuk menjalankan ibadah.
Selain itu pemerintah juga mempekerjakan masyarakat sekitar untuk membersihkan pantai. Karena pada Desember hingga Februari air laut membawa banyak sampah hingga pinggir. Jika ini dibiarkan tentu akan merusak pemandangan dan memberi kesan buruk bagi destinasi yang menjadi andalan di masa kini dan masa depan dalam menarik wisatawan itu.
Promosi Potensi Wisata
Keindahan Pantai Padang Melang mendorong Kementerian Pariwisata RI mempromosikannya. Melalui Festival Padang Melang 2018 atau sebelum pandemi Covid-19, acara tersebut diadakan sebagai sarana promosi potensi wisata yang dimiliki Kepulauan Anambas agar para wisatawan lokal dan mancanegara hadir di tempat ini.
Festival bertajuk Helat Budaya Melayu Pesisir tersebut mengangkat salah satu tradisi budaya lokal yakni tolak bale. Upacara ini untuk memohon keselamatan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kepulauan
Pada Festival Padang Melang 2018 juga mempertontonkan pentas mendu, gobang, zapin, layang-layang, dendang Melayu, Explore Anambas Underwater, bazar dan kuliner lokal, serta pertunjukan musik dengan tajuk Song on the Sea.
Festival itu diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata dari Desa Batu Berapit, Desa Mampok, dan Desa Landak, Kecamatan Jemaja, serta Desa Belibak, Kecamatan Palmatak, Kabupaten Kepulauan Anambas.
Sayangnya setelah 2018 tidak ada lagi festival lagi di pantai itu. Padahal adanya festival membuat wisatawan dapat lebih mengenali budaya, atraksi kesenian, aneka kuliner dan keseruan lain yang ada di tanah Melayu ini.
Festival diadakan dengan semakin majunya jaringan telekomunikasi di tempat itu. Menurut kantor berita Antara, sebelum memasuki 2016, Kepulauan Anambas adalah tempat sunyi. Orang-orang dari berbagai daerah di Provinsi Kepulauan Riau jarang ingin mengunjungi pulau yang berbatasan dengan Vietnam, Malaysia dan Thailand tersebut.
Alasan klasik yang selalu muncul, transportasi dan sinyal telepon terbatas. Perjalanan yang jauh, serta mahalnya biaya menuju Pantai Padang Melang, membuat banyak orang yang masih enggan berkunjung ke pulau yang dikenal dengan nama surga tersembunyi di pesisir barat Indonesia itu.
Oleh karenanya menjamah Kepulauan Anambas menjadi tidak mudah, meski keindahan pantainya cukup menarik hati wisatawan dari berbagai negara. Namun saat ini jaringan internet mulai dapat dirasakan masyarakat, meski belum merata.
Untuk sampai ke Pantai Padang Melang bisa menggunakan transportasi udara dan laut. Jalur laut bisa dimulai dari Tanjung Pinang dengan menggunakan kapal feri selama 7 jam hingga mencapai Pelabuhan Letung di Pulau Jemaja.
Dari dermaga wisatawan bisa berjalan kaki selama 1,5 jam untuk sampai ke pantai atau dengan menggunakan kendaraan bermotor selama 30 menit. Sedangkan jika wisatawan memilih dari jalur laut dari Tarempa, pusat kota Kabupaten Anambas, maka akan memakan waktu 2 jam.
Waktu yang paling singkat menuju Pantai Padang Melang adalah melalui jalur udara. Setelah mendapat di Bandara Jemaja hanya perlu waktu 20 menit untuk sampai ke lokasi pantai. Memang bandara ini dibangun di dekat pantai, atau tepatnya di ujung timur pantai.
Jangan menyangka akan ada hiruk pikuk seperti di Ancol ketika sampai di pantai tersebut apalagi jika datang pada hari biasa. Biasanya pantai ini akan sedikit ramai pada Jumat, Sabtu dan Minggu.
Meski ada pengunjung, pemerintah daerah tidak mengenakan tiket masuk, dan tidak ada jam khusus kapan waktu dibuka dan tutup. hay/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Sosialisasikan Hasil COP29 Sembari Meluncurkan RBC-4
- 2 RI Harus Antisipasi Tren Penguatan Dollar dan Perubahan Kebijakan Perdagangan AS
- 3 Segera diajukan ke Presiden, Penyederhanaan Regulasi Pupuk Subsidi Masuk Tahap Final
- 4 Jika Alih Fungsi Lahan Pertanian Tak Disetop, Indonesia Berisiko Krisis Pangan
- 5 Kemendagri: Sengketa Pilkada Serentak 2024 Terbanyak dari Perselisihan Pemilihan Bupati
Berita Terkini
- Mengagetkan Banyak Sekali, Kelompok HAM Suriah Dokumentasikan Kejahatan Perang 6.000 Perwira Assad
- Keren Kebijakan Ini, Tiongkok Bangun Microgrid Pintar untuk Dukung Rencana Pelabuhan Nol Karbon
- Dukung Asta Cita, Kajari Anton Edukasi Ribuan Guru Tentang Antikorupsi di Kulon Progo
- Jangan Ada Kongkalikong, Kejati DKI Kawal Kasus Judi Online yang Libatkan Pegawai Komdigi
- Ini Salah Satu Cara yang Efektif untuk Memberantas Korupsi