Selasa, 26 Nov 2024, 00:00 WIB

Pacu Produksi Alkes Lokal

INOVASI PRODUK ALKES I Direktur Astra Otoparts Prihatanto Agung Lesmono (kanan) bersama Direktur PT Ka Dua Empat Gesit Kuntadi (kiri) menyaksikan penggunaan OMO PRECISIO TENSIMETER TB-241, tensimeter digital bahasa Indonesia yang berfungsi untuk me

Foto: istimewa

Indonesia memiliki potensi pertumbuhan pasar alkes sebesar 12 persen atau dua kali lipat potensi secara global, sekitar 6 persen.

JAKARTA – Produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri harus terus ditingkatkan guna menekan impor produk serupa. Saat ini, peredaran alkes lokal masih kalah bersaing dengan produk impor yang sudah bertahun-tahun menguasai pasar.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada 2023 terdapat 1.549 jenis produk alkes impor beredar di Indonesia atau sekitar 78 persen. Jumlah itu tiga kali lipat lebih jenis produk lokal yang beredar yaitu sebanyak 422 produk atau sekitar 22 persen.

Pada saat sama, jumlah izin edar produk impor mencapai 54.217 atau hampir empat kali lipat lebih besar dari izin edar produk lokal sebesar 14.208 izin. Tercatat, sepanjang semester I-2024, nilai impor produk alkes mencapai 456 juta dollar AS atau setara 7,24 triliun rupiah (kurs saat ini 15.868,95 rupiah/ dollar AS).

"Indonesia dapat mengurangi impor alat kesehatan apabila produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Ari Fahrial Syam, belum lama ini.

Pada 2021–2025, Indonesia memiliki potensi pertumbuhan pasar alat kesehatan sebesar 12 persen atau dua kali lipat potensi secara global, sekitar 6 persen.

Karena itu, PT Astra Otoparts Tbk (AOP) siap mendukung program pemerintah atau Kementerian Kesehatan meningkatkan produksi alkes dalam negeri.

“Peluang masih sangat besar untuk kita memproduksi sendiri produk alkes. Orang Indonesia mampu,cuma memang kita perlu diberi kesempatan untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk alkes itu, jika tidak, kita tidak akan maju,” ujar Direktur PT AOP Prihatanto Agung Lasmono saat bersama Direktur PT Ka Dua Empat (KDE) Gesit Kuntadi memperkenalkan OMO Precisio TB-241, tensimeter terbaru digital yang canggih kepada jurnalis di Apotek K-24 di Jakarta, Senin (25/11).

OMO Precisio TB-241 merupakan produk kolaborasi AOP dan PT KDE yang memiliki kualitas dan kecanggihan melebihi produk impor. Produk alkes keluaran PT Astra Komponen Indonesia (Aski), anak usaha AOP itu, merupakan salah satu dari sejumlah produk alkes yang diproduksi AOP.

Selain itu, ada juga produk Measurement Tape (TKDN 59,19 persen), USG 2Dv1 yakni alat pemindai organ dalam dengan penangkap gelombang suara berfrekuensi tinggi, Patient Monitor dengan kandungan lokal 58,87 persen.

“Untuk produk yang canggih seperti CT Scan dan radiologi, kami masih perlu waktu. Untuk sementara masih kerja sama. Namun, untuk produk di bawah itu, kami bisa memproduksinya,” kata Prihatanto.

Pihaknya menggandeng Apotek K-24 dalam distribusi salah satu produknya karena memiliki jaringan luas. Saat ini, sudah ada 758 gerai apotek K-24 di 152 kota/ kabupaten yang tersebar di 29 provinsi.

Menurut Gesit Kuntadi, pihaknya tertarik bekerja sama dengan AOP karena memiliki pengalaman yang bagus dalam memproduksi alkes. Selain itu, AOP merupakan bagian dari Grup Astra, perusahaan yang menomorsatukan kualitas. “Makanya kami berani bersaing di pasaran, bahkan dengan produk impor sejenis yang berkualitas tinggi,” kata Gesit.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: