
Perkuat GNPIP Jawa, BI Tingkatkan Kemandirian Pangan Nasional
Petani di Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung memanen padi.
Foto: ANTARA/Heru SuyitnoJAKARTA - Pengendalian inflasi pangan sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan ketahanan pangan suatu negara.
Dengan langkah-langkah yang tepat, inflasi pangan bisa dikendalikan, sehingga ekonomi lebih stabil dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Bank Indonesia (BI) memperkuat sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di wilayah Jawa guna meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian.
- Baca Juga: Soal Pengembangan Benih Berkualitas, RI Perlu Belajar dari Vietnam
- Baca Juga: Unjuk Kerajinan Batik UMKM
“Kami harap semangat dan visi Presiden Prabowo Subianto untuk tidak hanya swasembada pangan, tapi kami juga berusaha agar GNPIP ini juga mengusahakan kesejahteraan petani,” kata Anggota Dewan Gubernur BI Doni P. Joewono dalam kegiatan GNPIP Jawa di Yogyakarta, Jumat (21/2).
BI bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) Jawa berkolaborasi untuk memperkuat ekosistem pangan di daerah ini.
GNPIP wilayah Jawa mengusung beberapa program strategis yang akan mengakselerasi hilirisasi dan ketahanan pangan dalam mendukung Asta Cita.
Pertama, peningkatan produksi komoditas pangan strategis dengan intensifikasi pertanian melalui penggunaan bibit unggul, penyediaan sarana prasarana, dan pemanfaatan digital farming.
Kedua, mendukung penyediaan pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Kerja sama Antar Daerah (KAD) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) terkait.
Ketiga, penguatan peran off taker (BUMD/BUMDes Pangan) untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan antarwaktu dan antarwilayah melalui penguatan kelembagaan dan aspek permodalan.
Menurut Doni, upaya TPIP DAN TPID, termasuk kementerian/lembaga (K/L) yang turut bersinergi, berhasil menjaga tingkat inflasi pada rentang target sasaran, tepatnya 1,57 persen (year-on-year/yoy) pada 2024.
Capaian itu juga diiringi dengan perluasan sebanyak 248 kerja sama antardaerah (KAD), penyelenggaraan pasar murah lebih dari 18 ribu kali dalam setahun, serta menginisiasi lebih dari 500 program pertanian unggul, inovatif, dan berbasis digital (digital farming) sepanjang 2024.
Untuk tahun ini, BI mendukung penuh upaya membangun kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat sektor pertanian khususnya di pedesaan, sebagai bagian implementasi program Asta Cita 6.
Ke depan, tantangan cuaca, disparitas harga antarwilayah, dan pengelolaan pasca panen perlu dicermati dengan baik.
BI menekankan semua pihak perlu memperkuat peran GNPIP untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama menjelang siklus Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Ramadhan dan Idul Fitri.
- Baca Juga: Kenapa Sanken Tutup Pabriknya di RI? Begini Kata Kemenperin
- Baca Juga: Cek Timbangan Pedagang
Dari sisi BI, Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) akan dioptimalkan dengan menyasar peningkatan pembiayaan sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, termasuk sektor pertanian.
Berita Trending
- 1 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 2 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
- 3 Penemuan Fosil Purba di Tiongkok Mengubah Sejarah Evolusi Burung
- 4 Persija Jakarta Kini Fokus Laga Lawan PSM Makassar
- 5 Harimau Memangsa Hewan Ternak Warga Mukomuko Bengkulu
Berita Terkini
-
Tahun Ini, Lion Air Layani Angkutan Jamaah Calon Haji
-
Demi Jaga Bekantan, BKSDA Kaltim Garap Areal Konservasi pada 2025
-
Hati-hati! Beredar Nomor Kontak Palsu Atasnamakan Wali Kota Jaksel Munjirin
-
hibank Luncurkan Aplikasi hi by hibank, Solusi Digitalisasi UMKM dalam Satu Genggaman
-
Pertamina Perkuat Infrastruktur Energi di Indonesia Timur