Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Otokrasi Pemerintah Tsar Picu Revolusi Oktober 1917

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kondisi kehidupan sosial dan ekonomi yang terpuruk di Russia memicu terjadinya revolusi. Kepemilikan properti yang dibatasi, kesulitan hidup pada pekerja dan petani serta sistem otokrasi oleh Tsar, memancing masyarakat melakukan perlawanan terhadap kaisar.

Bulan Oktober dipilih Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk melakukan gerakan (G30S) yang disebut Gestok (Gerakan Satu Oktober) oleh Presiden Soekarno dan Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) oleh Soeharto, sebelum diubah menjadi G30S/PKI (Gerakan 30 September PKI). Gerakan yang melakukan pemberontakan pada 30 September-1 Oktober 1965 itu disebut ingin mengulang kesuksesan "Revolusi Oktober" 1917 di Russia.

Revolusi sosial, politik, dan ekonomi tersebut sebenarnya terjadi pada 7 November 1917 di Russia. Namun menurut Kalender Russia lama tanggal itu adalah 25 Oktober. Itulah mengapa revolusi yang digerakkan oleh fraksi Bolshevik di bawah pimpinan Vladimir Lenin yang berhaluan komunis dinamakan Revolusi Oktober.

Para buruh yang sengsara dan tentara yang lelah bertempur pada Perang Dunia I yang berlangsung antara 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918 berkumpul dan perkumpulan itu adalah energi bagi perlawanan. Mereka lalu menduduki kantor-kantor pemerintahan di Petrograd (kini Saint Petersburg) dan malam keesokan harinya merebut Istana Musim Dingin, benteng terakhir pemerintahan sementara.

Revolusi Oktober adalah buntut dari Revolusi Februari di awal tahun. Revolusi Februari telah menggulingkan pemerintahan otokrasi pimpinan Kaisar Tsar Nicholas II. Kekuasaan kemudian berada di tengah pemerintahan sementara. Pemerintahan sementara mengambil alih kekuasaan setelah diproklamirkan oleh Adipati Mikhail, adik Tsar Nikolai II, yang menolak untuk mengambil alih kekuasaan setelah Tsar lengser.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top