Optimalkan Potensi Besar Ekonomi Kreatif Nasional
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya
Foto: Dok. KemenekrafPada 2022, ekonomi kreatif menyumbang sekitar 7,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia, dengan nilai lebih dari 1.300 triliun rupiah.
Sektor ini menyerap lebih dari 20 juta tenaga kerja, khususnya di bidang kuliner, fesyen, dan kriya. Ekspor ekonomi kreatif mencapai lebih dari 200 triliun rupiah, dengan produk unggulan seperti batik, kerajinan tangan, dan animasi.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengembangan dan langkah-langkah optimalisasi sektor ekonomi kreatif olehpemerintah, berikut perbincangan Reporter Koran Jakarta, Muhammad Zaki Alatas dengan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya di beberapa kesempatan belum lama ini.
Sebagai nahkoda baru, kira-kira ekonomi kreatif di Indonesia akan dibawa kemana?
Sebagai pembantu Presiden, kami telah memegang acuan yang namanya Asta Cita. Dari sanalah kami mencobamengimplementasikan program quick wins yang dijalankan Kementerian Ekonomi Kreatif/bBadan Ekonomi Kreatif dalam upaya mendorong peran sektor ekonomi kreatif sebagai New Engine of Growth atau mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
Bagaimana dengan rencana kerja?
Terkait rencana kerja mencakup quick wins dan program unggulan, kami memilih program quick wins berdasarkan Asta Cita, mendukung pencapaian quick wins pemerintah, dan memiliki dampak sosial dan ekonomi yang tinggi.
Beberapa program quick wins yang telah dijalankan di antaranya penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Kementerian Ekonomi Kreatif dengan Kementerian Dalam Negeri dalam upaya mendorong pengembangan ekonomi kreatif dari daerah. Dan SKB ini menjadi panduan untuk pembentukan dinas ekonomi kreatif di daerah.
Selanjutnya?
Berikutnya adalah implementasi inkubasi ekonomi kreatif di kawasan food estate yang telah dijalankan di Merauke, Papua Selatan. Inkubasi ini memberikan dukungan bagi para pelaku ekraf yang bergerak di bidang pangan, kerajinan dan produk turunan hasil pertanian yang salah satunya ditujukan untuk menjamin stabilitas sosial. Kami juga melakukan engagement dengan komunitas ekonomi kreatif. Di antaranya dengan komunitas composer, asosiasi event organizer, ikatan manajer artis, dan pemangku kepentingan lainnya.
Apakah sudah ada contohnya?
Ada, untuk program pengembangan desa kreatif, Kemeneraf telah melakukan dua kegiatan yang berlangsung di Aceh serta Riau. Di Aceh, kegiatannya mengusung tema green creative. Sementara di Riau, tepatnya di Desa Kreatif Pelalawan, Kemenekraf menghadirkan kegiatan yang berfokus pada peningkatan kapasitas literasi keuangan untuk mendorong penguatan rantai nilai ekonomi kreatif yang ramah lingkungan.
Program quick wins lain yang telah diimplementasikan adalah pengembangan kapasitas santri kreatif. Engagement lainnya yang juga kami lakukan adalah dengan para konten kreator yang menghasilkan inisiasi pembentukan asosiasi kreator konten
Seberapa besar potensi ekonomi kreatif di Indonesia?
Sejak 10 tahun lalu, ekonomi kreatif menunjukan tren positif. Dan tahun ini ekraf memberikan nilai ekspor ekonomi kreatif berada pada angka berkisar 396,18-401,61 triliun rupiah, ini menunjukkan angka yang tumbuh signifikan dari tahun sebelumnya. Sementara itu, untuk nilai tambah ekraf pada 2024 mencapai 1.502,77 triliun rupiah, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1.417,69 triliun rupiah.
Lalu penyerapan tenaga kerja ekonomi kreatif diperkirakan ada peningkatan dari jumlah yang sebelumnya 24,92 juta menjadi 26,47 juta orang pada 2024.
Dok. Kemenekraf
Untuk kedepannya?
Kemenekraf pada 2025-2029memproyeksikan peningkatan nilai ekspor mencapai 5,15 persen dan nilai tambah yang tumbuh sebesar 5,54 persen sehingga pertumbuhan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif diproyeksikan mencapai 2,49 persen. Data capaian yang disampaikan tersebut mencerminkan peran strategis ekonomi kreatif dalam mendukung pertumbuhan ekspor, produk domestik bruto, dan menciptakan lapangan kerja berkelanjutan.
Bagaimana proyeksiuntuk tahun ini?
mengelompokkan rencana kerja dan program unggulan Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) 2025 dalam empat klaster.
Empat klaster tersebut di antaranya klaster 1 disain besar pengembangan ekraf, klaster 2 konsolidasi internal kementerian baru, klaster 3 program yang tertuju kepada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif, dan klaster 4 ekraf sebagai the new engine of growth.
Bagaimana penjelasan secara rinci dari klaster-klaster tersebut?
Dalam klaster 1 grand design pengembangan ekraf tercakup fokus program unggulan yakni penyempurnaan regulasi, sinkronisasi lintas Kementerian/Lembaga (K/L) serta kolaborasi lintas K/L dan pelaku industri. Pada klaster 2, Kemenekraf secara paralel akan menyiapkan program-program kementerian terkait Reformasi Birokrasi, Pembangunan Kapasitas SDM, serta Penguatan Identitas Kementerian Ekraf, sehingga masyarakat mengetahui peran institusi Kemenekraf/Bekraf dalam pelayanan publik.
Sedangkan klaster 3, program yang tertuju kepada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif.Program unggulan dalam klaster meliputi program penguatan di semua rantai nilai (value chains) ekraf mulai dari kreasi, produksi, promosi/pemasaran, distribusi, hingga konsumsi untuk setiap subsektor ekraf.
Sedangkan pada klaster 4, ekraf sebagai the new engine of growth bertujuan untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif dengan menyediakan perlindungan dan komersialisasi Kekayaan Intelektual, peningkatan kesejahteraan pelaku ekraf, dan peningkatan infrastruktur daya saing ekraf. Hal ini diarahkan agar dapat membuka banyak lapangan pekerjaan, meningkatkan daya saing produk kreatif lokal, dan menjadikan daerah sebagai pusat- pusat ekonomi kreatif di berbagai provinsi
Bagaimana dengan tren ekonomi kreatif di Tahun ini?
Kami memproyeksikan setidaknya terdapat tiga tren ekonomi kreatif pada 2025 yang mencerminkan dinamika inovasi dengan menggabungkan nilai-nilai budaya lokal dan perkembangan teknologi modern untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Pertama yaitu Local is the New Luxury, dimana ini akan menonjolkan kebanggaan terhadap produk dan budaya nusantara dengan standar kualitas dunia. Kedua, Experiential Experience Kuliner yang menawarkan sensasi baru dalam menjelajahi cita rasa kuliner khas nusantara. Kemudian yang ketiga yaitu Revolusi Mode yang menekankan pada keberlanjutan dan visi masa depan industri yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan memanfaatkan bahan-bahan dari serat alami.
Apakah tren ini akan berkontribusi PDB Ekraf?
Iya kami beharap tren tersebut diharapkan dapat memenuhi target-target yang akan dicapai Kemenekraf. PDB Ekraf pada 2029 sebesar 8,37 persen sesuai yang tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional). Dengan indikator pertumbuhan ekspor ekraf sebesar 5,96 persen, penyerapan tenaga kerja ekraf sebanyak 27.66 juta orang, dan pertumbuhan investasi ekraf sebesar 8,08 persen.
Terkait para pelaku Ekraf, sejauh mana perhatian Pemerintah?
Sebagai kementerian baru, kami ingin mendengarkan aspirasi, sehingga bisa mendapat masukan untuk program tahun 2025 yang sedang kami susun. Kami juga mengajak para pelaku ekraf untuk saling berkolaborasi untuk naik kelas karena pertumbuhan satu subsektor ekraf saja sudah bisa bisa membawa perkembangan ke subsektor lainnya karena saling mendukung.
Siapa såja yang berperan mendukung kemajuan pelaku Ekraf?
Sepertinya pemerintah daerah harus terus memberikan treatment pelaku ekraf sebagai mesin pertumbuhan baru. Saat industri ekraf naik kelas, akan mendorong subsektor lainnya untuk berkembang. Selain itu dalam mengembangkan ekraf, pemerintah pusat tidak bisa sendiri. Karena itu, saya mengajak para stakeholder unsur hexahelix yang hadir di sini, mulai dari pemerintah, media, akademisi, asosiasi, bisnis, dan lembaga keuangan untuk berkolaborasi mendukung sektor ekonomi kreatif dan mengembangkan ekosistemnya,
Sudah sejauh mana Kemenkraf/Bekraf menggandeng pemerintah daerah?
Seperti di Jakarta, kami bersama Badan Perencana Pembangunan Daerah Khusus Jakarta (Bappeda DKJ) serta Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Daerah Khusus Jakarta (Disparekraf DKJ) untuk berkolaborasi menyusun strategi akselerasi Jakarta ke kancah global. Dengan kondisi Provinsi Daerah Khusus Jakarta sebagai daerah prioritas utama pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, maka kolaborasi bisa terjalin tak hanya sebatas pengembangan infrastruktur dan revitalisasi ruang publik saja. Pengembangan event dan festival tahunan juga harus rutin digelar untuk menampilkan karya kreatif lokal asli Jakarta.
Terkait fesyen lokal, bagaimana perkembangannya?
Kami mendorong pengembangan sektor ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth. Peningkatan kualitas fesyen lokal kami harapkanakan semakin menunjukkan identitas para desainer lokal. Tentu ini dibuktikan dari pemilihan warna, bahan, dan desain fesyen yang terus berkembang sehingga kualitas desainer lokal terus meningkat dan menunjukkan identitasnya.
Pemerintah sedang mengembangkan program Makan Siang Gratis, apakah Kemenekraf/Kabekraf ikut berpartisipasi?
Kami juga menyampaikan dukungan penuhnya terhadap program prioritas nasional, seperti program Makan Bergizi Gratis dan food estate. Dalam program Makan Bergizi Gratis, Kemenekraf akan memberikan pelatihan kepada juru masak dengan melibatkan chef-chef yang menjadi mitra. Sementara itu, dalam program food estate, Kemenekraf akan membantu masyarakat di sekitar kawasan untuk melihat potensi-potensi ekonomi kreatif dan memberikan pelatihan serta income yang sustain terhadap pelaku-pelaku ekraf di kawasan tersebut.
Untuk para pengusaha muda di bidang industri kratif, bagaimana?
Semangat kewirausahaan untuk naik kelas harus terus dilakukan dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian hal ini sesuai dengan prinsip ekonomi kreatif dalam Asta Cita. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif agar terus bergerak ke atas. Dan untuk para pemuda, ekonomi kreatif sebagai The New Engine of Growth yang bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas melalui akselerasi pengembangan industri ekraf.
Saat ini indutri kecantikan tengah naik daun, bagaimana pemerintah melihat ini?
Betul sekali, fashion aesthetic atau fesyen estetik yang sedang naik daun. Industri kecantikan memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan membuka lapangan kerja baru. Kami mengapresiasi upaya IFA untuk fesyen estetik yang memiliki trend cukup baik. Dengan dukungan yang tepat, industri ini dapat berkembang pesat dan membawa manfaat bagi perekonomian Indonesia. Kami juga menaruh harapan industri kecantikan Indonesia ke pasar global. Dukungan publik tentunya menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan.
Terakhir, bagaimana dengan pemberantasan aktivitas pembajakan hasil karya?
Itu juga menjadi perhatian bersama, dan kami bersama merumuskan langkah pemberantasan pembajakan film bersama dengan Badan Perfiliman Indonesia (BPI). Yang pasti kita butuh kolaborasi yang erat dengan BPI dengan 65 anggota asosiasinya dalam menghadapi pembajakan film nasional untuk langkah konkretnya. Kami butuh dari FGD hari ini untuk mengarahkan ke mana Kemenekraf harus melangkah terlebih dahulu, ke kepolisian kah atau ke Komdigi, artinya kami siap mendukung langkah konkret yang menjadi masukan dari komunitas.
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi