Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sumber Pertumbuhan

Optimalkan Perubahan Perilaku Konsumsi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Pemerintah perlu memanfaatkan perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung lebih memikirkan komoditas terkait dengan kegiatan waktu luang atau leisure activities. Konektivitas destinasi wisata menjadi hal yang perlu diperhatikan pemerintah dalam jangka pendek untuk memanfaatkan perubahan pola konsumsi itu.

"Konektivitasnya yang penting, karena masih terbatas. Sekarang banyak proyek besar, tetapi jangan lupa juga yang kecil. Reparasi jalan kereta api dari Garut ke Pangandaran misalnya, atau jalan yang menuju pantai-pantai di Yogyakarta dan Lampung," ucap kata Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ari Kuncoro usai seminar nasional bertajuk Apakah Perekonomian Indonesia Melambat? di Jakarta, Senin (14/8).

Ari menjelaskan perubahan pola konsumsi yang lebih senang memenuhi kebutuhan tersier belakangan ini sebaiknya tidak dipandang sebagai peningkatan sifat konsumtif. "Jangan dianggap konsumtif, melainkan harus dimanfaatkan karena yang bisa hidup dari pola itu banyak. Masyarakat jalan-jalan, makan di restoran, pergi ke hotel, itu multiplier-nya (efek jamak) besar," kata Ari.

Gaya Hidup

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto melihat terjadi perubahan perilaku konsumsi masyarakat saat ini, terutama dari barang-barang biasa menuju komoditas yang termasuk leisure activity. "Konsumsi untuk leisure naik dan itu menunjukkan masyarakat mulai memikirkan gaya hidup," kata Suhariyanto.

Dia menjelaskan komoditas yang termasuk dalam kegiatan waktu luang di antaranya hotel, restoran, tempat rekreasi, dan kegiatan kebudayaan. Masyarakat sekarang ketika pendapatannya tetap memiliki kecenderungan untuk bertamasya dan rekreasi, yang indikasi ditunjukkan dengan banyaknya destinasi yang menawarkan komoditas 'leisure' yang murah.

"Memang ada shifting menuju ke sana, entah bagian gaya hidup atau karena masyarakat sudah penat dan ingin take a break," ucap Suhariyanto. Pengamat ekonomi Fasial Basri menilai daya beli masyarakat tidak merosot karena tidak ada kejadian atau kebijakan yang mengganggu daya beli tersebut.

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top