Obligasi Rekap BLBI, Korupsi yang Memiskinkan Rakyat Berkelanjutan
Andy Fefta Wijaya - Pakar kebijakan publik dari Universitas Brawijaya, Malang, mengatakan beban pemerintah yang disebabkan kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan obligasi rekapitalisasi (obligasi rekap) perbankan membuat rakyat menjadi miskin secara berkelanjutan.
"Sekarang, bayar bunga dan cicilan utang total pemerintah per tahun 400 triliun rupiah. Beban APBN makin besar, pajak rakyat kecil akhirnya dikejar-kejar. PPN naik, bandingkan dengan obligasi rekap yang membuat pemerintah menyubsidi bank-bank besar puluhan triliun per tahun dari 1999 sampai 2043 nanti, atau kalau ditotal bisa mencapai 4000 triliun rupiah sendiri untuk bayar obigasi rekap," kata Hardjuno saat dihubungi Koran Jakarta, Jumat (15/4).
Pembayaran bunga rekap setiap tahun tersebut, jelasnya, menyebabkan ruang fiskal semakin terbatas untuk membiayai program subsidi dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
"Utang yang besar mengurangi kemampuan negara mendorong pertumbuhan ekonomi dan memberi rakyat layanan yang lebih baik," kata Hardjuno.
Skandal BLBI dan obligasi rekap, pembayaran bunganya sampai sekarang bisa dikatakan tidak transparan dan hal itu menjadi sumber dari segala korupsi yang dikatakan KPK sebagai kejahatan luar biasa karena memiskinkan rakyat secara berkelanjutan.
Tidak Layak
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya