Netralitas TNI Dinilai Wujud Profesionalisme di Tengah Pemilu
Prajurit TNI berbaris dalam gladi bersih HUT ke-78 TNI di Lapangan Silang Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (3/10/2023). Gladi bersih yang diikuti 4.630 personel dan 130 alutsista dari tiga matra TNI tersebut digelar untuk persiapan HUT TNI pada Kamis (5/10).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana PutraJAKARTA - Pengamat intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro menyebut netralitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan wujud profesionalisme militer di tengah berjalannya tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Militer sebuah negara harus didesain untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, bukan pada satu golongan politik tertentu meski tindakan TNI didasarkan pada keputusan dan kebijakan politik kenegaraan," kata Simon, panggilan akrabnya, dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis (5/10).
Simon pun mengapresiasi pemilihan tema Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 TNI "TNI Patriot NKRI: Pengawal Demokrasi untuk Indonesia Maju". Menurutnya, tema tersebut tepat dan kontekstual dengan kondisi saat ini.
Pemilu 2024, sambung dia, dapat dikatakan sebagai prasyarat dan identitas sebuah negara demokrasi. Namun begitu, ia mengingatkan pemilu dapat melahirkan persaingan antarkontestan.
Dia berpesan agar persaingan dalam pemilu tidak menjadi ancaman terhadap pertahanan negara melalui penyusupan dan penunggangan momentum itu untuk kepentingan kelompok tertentu, mengingat yang pernah terjadi pada pemilu sebelumnya.
"Pemilu seharusnya menjadi sarana untuk mempertarungkan gagasan, ide, perbedaan pendapat dalam ruang-ruang formal dan terbuka, bukan ruang untuk saling mendelegitimasi dan menimbulkan perpecahan," kata Simon.
Melalui tema itu, Simon juga menilai bahwa TNI memahami kesuksesan pesta demokrasi menjadi landasan penting bagi pembangunan nasional. Terlebih, visi "Indonesia Maju" dibangun di atas landasan demokrasi yang kuat dan damai.
"Kita tahu negara-negara maju, investor, bahkan para pengamat dan analis internasional memantau pergerakan demokrasi Indonesia. Jika pemilu berjalan lancar, mereka akan tertarik dan menganggap Indonesia sebagai negara yang dipercaya," imbuhnya.
Menurut Simon, TNI sebagai garda depan pertahanan negara berdiri tegak di antara para kontestan yang sedang bersaing dalam Pemilu 2024. Oleh sebab itu, langkah TNI untuk menegaskan profesionalitasnya telah tepat.
"Tapi yang lebih penting dari itu adalah komitmen, kemampuan, dan kesiapan TNI dalam menghadapi ancaman pada Pemilu 2024 nanti ditegaskan di tengah masyarakat," ucap Simon.
Berita Trending
- 1 Pasangan RIDO dan Pramono-Rano Bersaing Ketat di Pilkada DKI Jakarta
- 2 Sekjen PDI Perjuangan Hasto Ingatkan Tambang Emas Rawan Disalahgunakan Pilkada Jember
- 3 Reog Ponorogo hingga Kebaya Bakal Jadi Warisan Dunia UNESCO
- 4 Peduli Ibu-ibu, Khofifah Ajak Muslimat NU Melek Digital
- 5 Pemprov DKI Siapkan Mobil Pompa di Area Cekungan Guna Atasi Genangan