Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Negara-negara Kaya Menawarkan Indonesia Dana $20 Miliar untuk Menghentikan Penggunaan Batu Bara

Foto : Istimewa

Indonesia sangat bergantung pada batu bara dan merupakan salah satu penghasil emisi karbon terbesar di dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

BADUNG - Negara-negara kaya yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Jepang pada Selasa (15/11) menawarkan Indonesia paket 20 miliar dolar AS untuk membantu membayar peralihan negara yang bergantung pada batu bara ke energi terbarukan, dengan para pemimpin dunia berusaha untuk menarik ekonomi berkembang menjauh dari bahan bakar fosil.

Dilansir oleh Financial Times, setelah lebih dari satu tahun negosiasi antara para pemimpin, kesepakatan yang mencakup 10 miliar dolar AS dalam pendanaan publik dan 10 miliar dolar AS lebih lanjut dari investor sektor swasta itu, diumumkan selama pertemuan G20 di Bali.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia telah berjanji untuk membatasi emisi sektor listrik sebesar 290 megaton CO? setiap tahun pada 2030, dan untuk menghasilkan sekitar sepertiga dari listriknya dari sumber terbarukan pada 2030. Indonesia adalah negara penghasil batu bara dan salah satu negara penghasil batu bara dan penghasil karbon terbesar di dunia.

Komitmen baru pemerintah untuk mencapai emisi puncak pada 2030 adalah tujuh tahun lebih awal dari yang dijanjikan sebelumnya, dan termasuk sistem on-grid, off-grid dan captive power dalam perhitungan. Indonesia sepakat bahwa sektor listriknya akan mencapai nol bersih pada 2050.

"Kemitraan Transisi Energi"menawarkan campuran keuangan lunak, hibah dan pinjaman dari AS, Jepang, Kanada, Inggris dan beberapa negara Eropa, termasuk Uni Eropa dan Norwegia. Kesepakatan itu adalah yang kedua dalam apa yang dilihat sebagai rangkaian bagi negara-negara berkembang untuk diberikan insentif untuk berhenti menggunakan bahan bakar fosil paling kotor. Yang pertama adalah kesepakatan senilai 8,5 miliar dolar AS dengan Afrika Selatan, dan pembicaraan sedang berlangsung dengan Vietnam.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top