
Nauru Jual Kewarganegaraan untuk Danai Mitigasi Perubahan Iklim
Presiden Nauru, David Adeang
Foto: Facebook/Republic of NauruSYDNEY – Negara mikro di Pasifik, Nauru, akan menjual kewarganegaraan untuk mendanai upaya pemulihannya dari naiknya permukaan air laut. Hal itu dikemukakan Presiden David Adeang kepada AFP, seraya membuka inisiatif skema “paspor emas” yang kontroversial saat pendanaan iklim lainnya mulai mengering.
Negara kepulauan dataran rendah dengan penduduk sekitar 13.000 jiwa ini berencana melakukan relokasi massal ke pedalaman karena gelombang laut mulai menggerogoti pinggiran pantainya yang subur.
Mereka akan mengumpulkan dana dengan menjual paspor kepada orang asing seharga 105.000 dollar AS per paspor, meskipun ada kekhawatiran bahwa skema semacam itu rentan terhadap eksploitasi kriminal.
“Bagi Nauru, yang penting bukan hanya beradaptasi dengan perubahan iklim, tetapi juga mengamankan masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi generasi mendatang,” kata Presiden Adeang.
“Ini bukan hanya tentang bertahan hidup. Ini tentang memastikan generasi mendatang memiliki rumah yang aman, tangguh, dan berkelanjutan. Kami siap untuk perjalanan ke depan,” imbuh dia
Negara republik pulau ini terletak di dataran tinggi kecil batuan fosfat di Pasifik selatan yang jarang penduduknya. Dengan luas daratan hanya 21 kilometer persegi, negara ini merupakan salah satu negara terkecil di dunia.
Endapan fosfat yang luar biasa murni yang merupakan bahan utama pupuk, pernah menjadikan Nauru salah satu tempat terkaya per kapita, di planet ini. Namun persediaan ini telah lama habis, dan para peneliti saat ini memperkirakan 80 persen wilayah negara tersebut tidak dapat dihuni lagi akibat penambangan. Sementara daratan kecil yang tersisa terancam oleh pasang surutnya air laut dengan para ilmuwan telah mengukur permukaan air laut naik 1,5 kali lebih cepat dari rata-rata global.
Paspor Emas
Upaya pendanaan iklim yang ada tidak cukup untuk mengatasi tantangan tersebut, ucap Edward Clark, yang menjalankan Program Kewarganegaraan Ketahanan Ekonomi dan Iklim Nauru yang baru.
“Pembiayaan utang memberikan beban yang tidak semestinya pada generasi mendatang dan tidak ada cukup bantuan,” imbuh dia kepada AFP.
Pemerintah Nauru berharap bisa meraup 5,7 juta dollar AS pada tahun pertama program ini, setara dengan sekitar 66 aplikasi yang berhasil, kata Clark.
Diharapkan jumlah ini akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 43 juta dollar AS atau sekitar 500 aplikasi yang disetujui, yang akan menyumbang hampir 20 persen dari total pendapatan pemerintah.
Pejabat Nauru meyakini 90 persen penduduk pada akhirnya harus pindah ke dataran tinggi. Tahap pertama relokasi massal ini diperkirakan menelan biaya lebih dari 60 juta dollar AS. Untuk membayar pembiayaan itu, Nauru telah menaruh harapannya pada program kewarganegaraan melalui investasi yang baru.
“Sudah diketahui umum bahwa negara-negara berkembang yang rentan terhadap perubahan iklim secara tidak proporsional terkena dampak perubahan iklim, dan oleh karena itu ada kebutuhan mendesak untuk memastikan mereka mendapatkan manfaat yang tidak proporsional dari inovasi iklim,” kata Clark. “Negara-negara seperti Nauru memiliki kebutuhan dan hak untuk menjadi makmur,” imbuh dia. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Terkenal Kritis, Band Sukatani Malah Diajak Kapolri Jadi Duta Polri
- 2 Pangkas Anggaran Jangan Rampas Hak Aktor Pendidikan
- 3 Akses Pasar Global Makin Mudah, BEI Luncurkan Kontrak Berjangka Indeks Asing
- 4 Bangun Infrastruktur yang Mendorong Transformasi Ekonomi
- 5 Guterres: Pengaturan Keamanan Global "Berantakan"