Nasib Pekerja Migran Perempuan Indonesia di Malaysia
Pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia.
Pada praktiknya, para pekerja migran juga rentan menjadi korban perdagangan manusia dan perdagangan seks serta terjebak dalam siklus perbudakan. Ini terjadi mayoritas terhadap pekerja migran perempuan. Mereka juga sering menghadapi eksploitasi dan kekerasan.
Para pekerja migran perempuan menjadi korban ketidakpastian yang disebabkan oleh sistem migrasi dan perekrutan yang cenderung eksploitatif kapitalis, sehingga membuat mereka kehilangan hak-haknya sebagai pekerja.
1. Kondisi kerja dan upah yang tidak pasti
Ketidakpastian dalam kondisi kerja dan upah yang cenderung rendah menciptakan keuntungan bagi pemberi kerja di Malaysia karena biaya tenaga kerja yang lebih murah di Indonesia. Bahkan, terdapat beragam laporan yang menyoroti fakta bahwa gaji para pekerja seringkali tidak dibayarkan..
Selain itu, ditemukan juga laporan yang menyebutkan bahwa sejumlah besar pekerja migran Indonesia diminta membayar sejumlah uang sebagai persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan, umumnya melalui agen perekrutan yang mencari pekerja dengan upah rendah dari negara periferi (memiliki kekuatan ekonomi yang rendah) seperti Indonesia untuk dieksploitasi di Malaysia, yang merupakan negara semi-periferi. Para migran terpaksa membayar dan bahkan berutang untuk membiayai perjalanan mereka.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya