Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

NASA akan Jatuhkan Sampel Asteroid ke Bumi, Disiarkan 'Live' di 3 Akun Medsos

Foto : NEWSWEEK/AFP/GI/JASON CONNOLLY

Para ilmuwan dan insinyur dari NASA, Universitas Arizona, dan Lockheed Martin menguraikan prosedur dalam latihan pengambilan sampel asteroid besar pertama NASA untuk misi OSIRIS-REx di Lockheed Martin di Littleton , Colorado, pada 27 Juni 2023. Sampel asteroid diperkirakan mendarat di Utah pada 24 September 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - NASA sedang dalam tahap akhir persiapan untuk mengirimkan sampel pertama material asteroidyang dikumpulkan dari luar angkasa ke Bumi.

Materi tersebut dikumpulkan oleh kapsul Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification and Security-Regolith Explorer (OSIRIS-Rex) milik NASA dari Bennu, asteroid yang pertama kali ditemukan ilmuwan pada 1999. OSIRIS-Rex mengumpulkan materi tersebut pada Oktober 2020 di lokasi yang ditargetkan di permukaan Bennu yang NASA sebut Nightingale.

"Para ilmuwan percaya bahwa asteroid Bennu mewakili material tertua di tata surya yang terbentuk dari bintang-bintang besar dan raksasa serta ledakan supernova," kata Erin Mortondari Kantor Komunikasi NASA, Jumat (22/9).Sampel Bennu diharapkan dapat mengungkap informasi tentang ruang angkasa yang dapat "meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana tata surya kita terbentuk dan berevolusi."

Materinya akan tiba akhir pekan ini di Bumi. NASA akan memberikan liputan langsung pendaratannya pada hari Minggu (24/9) mulai pukul 10 pagi waktu setempat atau pukul 21.00 WIB. Mereka yang tertarik menonton dapat menyaksikan kanal NASA di YouTube, Facebook, atau X (Twitter).

Sampel tersebut diperkirakan akan mendarat di Utah Test and Training Range milik Departemen Pertahanan AS, sebuah pangkalan militer yang terletak kurang dari 100 mil sebelah barat Salt Lake City, kata para ilmuwan dalam konferensi pers Jumat (22/9) sore yang dihadiri secara virtual oleh Newsweek.

Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx, mengatakan kepada wartawan bahwa pencarian sampel asteroid ini adalah "mimpi selama hampir dua dekade."

Untuk mengantisipasi kedatangan sampel tersebut, para ilmuwan NASA mengatakan akan melakukan "sedikit penyesuaian" pada lintasannya awal pekan ini.Mereka menyatakan keyakinannya bahwa pemeriksaan terakhir yang mereka lakukan akhir pekan ini akan memungkinkan melepaskan sampel dari luar angkasa, yang saat ini berada di OSIRIS-REx, dan mengirimkannya ke target pendaratan yang ditentukan di Utah.

Sampel tersebut akan menempuh jarak sekitar 63.000 mil dalam waktu sekitar empat jam untuk perjalanan tersebut, menurut The Associated Press.

Ketika sampel semakin dekat dengan pendaratan, parasut akan dibuka untuk memperlambat laju kemajuannya menjadi sekitar 10 atau 11 mil per jam, kata manajer program OSIRIS-REx Sandra Freund dari Lockheed Martin dalam konferensi pers.

Manajer proyek OSIRIS-REx Rich Burns dari Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA mengatakan helikopter kemudian akan terbang bersama para peneliti yang akan mengambil sampel tersebut.

Mereka akan memakai masker sebagai tindakan pencegahan, untuk memastikan baterai di dalam kapsul yang menampung sampel tidak mengeluarkan asap beracun, dan memastikan kapsul cukup dingin untuk diambil dan diangkut.

Tim ilmuwan juga akan memeriksa potensi material yang dapat mempengaruhi integritas sampel asteroid.

"Misalnya, jika kapsul sampel dibuka, meski hanya sesaat, kami ingin memastikan setiap bahan sampel yang sampai ke dasar gurun Utah dapat diidentifikasi dan ditemukan dengan cepat, sehingga kami masih dapat mengekstraksi ilmu pengetahuan yang bermakna darinya," kata Lauratta.

Tujuan akhir sampel tersebut adalah Johnson Space Center milik NASA di Houston, tempat para ilmuwan akan menilai isi kapsul di laboratorium yang dikhususkan untuk material asteroid Bennu guna menghindari kontaminasi.

Informasi lebih lanjut tentang materi yang dikumpulkan akan dibagikan kepada publik pada 11 Oktober, kata NASA awal bulan ini.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top