Motret Pariwisata "Tempo Doeloe"
Kenyataan itu ditandai dengan pendirian Vereeniging Toeristenverkeer (perhimpunan pengelolaan kegiatan pariwisata) di Batavia tahun 1908. Perubahan pandangan Belanda dari "orang asing" menjadi "wisatawan" menggambarkan proses perkembangan pariwisata di tanah koloni.
Dalam konteks lokal, semula pariwisata dipahami sebagai ikhtiar manusia melakukan tetirah untuk beristirahat dan berekreasi yang hanya dinikmati segelintir aristokrat. Contoh bangsawan kerajaan Jawa yang membangun pesanggrahan di Tawangmangu.
Arsip
Ada arsip sezaman di Perpustakaan Reksopustaka Mangkunegaran yang mencatat, Tawangmangu digunakan sebagai area rekreasi dan bersantai dibuktikan dengan pembangunan pesanggrahan Srikaton semasa Mangkunegara II tahun 1835. Omah besar tersebut dimaknai pula sebagai simbol kekuasaan raja.
Biasanya pesanggrahan dipakai raja sewaktu tedhak (mengunjungi suatu tempat di luar keraton) guna memahami wilayah kekuasaan serta menyambangi para kawula. Pembesar Mangkunegaran naik kuda menyusuri jalan di sesela lereng gunung, bola mata melumat pemandangan alam pegunungan dan mempelajari lingkungan.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya