
Modiifikasi Cuaca untuk Hindari Hujan Ekstrem
banjir
Foto: istJAKARTA - OMC hanya dilaksanakan saat kondisi atmosfer yang diprakirakan akan mengakibatkan bencana. “Maka, tidak semua awan hujan akan dilakukan penyemaian," kata Ketua Sub Kelompok Logistik dan Peralatan BPBD Jakarta yang juga juru bicara Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) 2025 Michael Sitanggang di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, langkah-langkah mitigasi yang dilakukan termasuk penyemaian awan menggunakan zat higroskopis untuk mempercepat presipitasi di lokasi yang lebih aman.
Ia mengatakan, bahan semai yang digunakan pada misi operasi hari ke empat ini yakni NaCl sebanyak 1,6 ton pada dua kali sorti dengan total jam terbang selama 4 jam 20 menit.
"Area semai pada sorti pertama di wilayah Pesisir Ujung Kulon, Perairan Selatan Banten dan Selat Sunda, sedangkan pada sorti kedua di wilayah Selat Sunda dan sekitar Ujung Kulon," ujarnya.
Pelaksanaan OMC hingga hari keempat ini sudah terlaksana sebanyak 9 sorti dengan menggunakan 7,2 ton bahan semai NaCl food grade dengan total jam terbang selama 20 jam 10 menit.
Michael pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
"Berdasarkan data yang diterima selama 4 hari ke depan potensi hujan semakin meningkat. Kami meminta masyarakat untuk tetap siaga dan waspada menghadapi potensi perubahan cuaca Jakarta yang perubahannya sangat dinamis," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan bahwa analisis terbaru, potensi hujan lebat dengan intensitas sedang hingga tinggi di beberapa wilayah menjadi perhatian utama.
"Analisis kondisi dinamika atmosfer, pada siang hingga dini hari terdapat potensi hujan ringan-sedang dan lebat di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten," katanya. Budi menambahkan bahwa pelaksanaan modifikasi cuaca dilaksanakan untuk mengendalikan curah hujan ekstrem di wilayah DKI Jakarta.
- Baca Juga: Awan pun Diterjang demi Menyelamatkan Jakarta
- Baca Juga: Pilkades Bekasi Ditunda, Ada Apa Coba
"Kami terus mengoptimalkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas curah hujan, sehingga potensi curah hujan ekstrem dapat berkurang, terutama di daerah yang rentan terhadap banjir. Sementara itu, potensi hujan dengan intensitas ringan yang dianggap tidak membahayakan, akan dibiarkan berlangsung secara alami,” ujarnya.
Berita Trending
- 1 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 2 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 3 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 4 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia
- 5 Brigade Beruang Amankan Pembalak Liar di Suaka Margasatwa Kerumutan
Berita Terkini
-
Inovasi Hijau! Desa Kelua di Kalsel Sukses Terapkan Sistem Padi Apung
-
Ketua MPR Lantik Anggota PAW, Diantaranya Ada Pengganti Fadli Zon dan Meutya Hafid
-
BookCabin Hadirkan Diskon Tiket Pesawat Hingga 17 Persen untuk Berbagai Rute Mudik
-
Kenali Karakteristik dan Pihak yang Dapat Jadi Pelaku Child Grooming
-
Ketimpangan Kekayaan Global Masih Tajam, Pakar UGM Soroti Solusi Ekonomi Berkeadilan