Sabtu, 09 Nov 2024, 00:00 WIB

Modernisasi DI Rentang di Jabar Perkuat Swasembada

Menteri PU Dody Hanggodo

Foto: Antara

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung memodernisasi Daerah Irigasi (DI) Rentang di Provinsi Jawa Barat. Proyek optimalisasi layanan irigasi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan visi Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan.

Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan irigasi memiliki peran vital dalam mendukung swasembada pangan. “Kita mainkan di irigasi primer, sekunder, dan tersier. Itu insyaallah lebih cepat mendukung ke arah swasembada pangan,” kata Dody di Jakarta, Kamis (7/11).

DI Rentang melayani lahan pertanian seluas 87.840 ha di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu, yang mengandalkan debit dari Sungai Cimanuk. Tujuan modernisasi DI Rentang untuk meningkatkan produksi padi dan tanaman bernilai tinggi melalui perbaikan dan optimalisasi jaringan irigasi yang ada, serta peningkatan operasional dan pemeliharaannya.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan mendukung swasembada pangan. Modernisasi DI Rentang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi dari 5,6 ton per hektar (ha) menjadi 6,5 ton per ha dan peningkatan luas tanam dari 43.229 ha menjadi 86.423 ha. Selain itu, indeks pertanaman melonjak dari 120 menjadi 230 persen.

Proyek ini telah dimulai sejak 2016 dan diharapkan selesai pada 2026. Saat ini progres pekerjaan mencapai 74 persen. Modernisasi DI Rentang dilakukan dengan pembangunan Bendungan Jatigede, meningkatkan keandalan pasokan air dan memperluas area tanam.

Kemudian perbaikan infrastruktur irigasi, mencakup peningkatan saluran pembawa, pembuang, bangunan, dan alat ukur debit. Dengan modernisasi ini, kehilangan air berkurang dari 15 persen menjadi 4 persen, dan petugas operasional dapat mengukur serta mendistribusikan air dengan lebih akurat.

Modernisasi DI Rentang dilakukan karena sistem irigasi ini sudah berusia puluhan tahun sehingga kinerja pelayanan airnya berkurang. Sesuai SE Dirjen SDA No.01/SE/D/2019 modernisasi irigasi dilakukan dalam rangka pemenuhan tingkat layanan irigasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan dengan peningkatan keandalan penyediaan air, prasarana, manajemen irigasi, lembaga pengelola dan sumber daya manusia (SDM).

Hadapi Tantangan

Sementara itu, Pengamat Pertanian Universitas Warmadewa (Unwar), Denpasar Bali, I Nengah Muliarta mengatakan bahwa sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim. Cuaca ekstrem, kekeringan, dan banjir dapat mengganggu produksi. Kebijakan adaptasi yang efektif diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.

"Tantangan yang ada, terutama terkait dengan perubahan iklim dan ekonomi global, harus dikelola dengan baik untuk mewujudkan target tersebut," ucap Muliarta.

Ditegaskannya, kketersediaan infrastruktur seperti jalan, irigasi, dan fasilitas penyimpanan akan mempengaruhi efisiensi distribusi dan akses pasar bagi produk pertanian.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan: