Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Minim Digitalisasi, Industri Batu Bara Indonesia Hadapi Tantangan Besar

Foto : Paul Ratje/AFP

Ilustrasi industri pertambangan.

A   A   A   Pengaturan Font

Rasanya Indonesia juga jauh tertinggal dengan negara tetangga, Australia. Di negara Kangguru itu, industri pertambangan juga diwarnai dengan segudang inovasi yang membawa tambang Australia semakin sangar di kancah Internasional. Dengan kemajuan dalam daya komputasi dan data geospasial digital, Startup Australia, Solve Geosolutions kian memudahkan penemuan deposit mineral yang kaya dan berada jauh di dalam bumi. Melalui apa yang mereka sebut sebagai algoritma ML, Solve Geosolutions membantu perusahaan eksplorasi pertambangan di Australia untuk mengidentifikasi deposit mineral dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi.

Seakan berlomba, Startup OreFox yang juga berbasis di Australia bahkan berhasil menciptakan sistem kecerdasan buatan yang mampu memprediksi lokasi deposit emas baru. Berawal dari permintaan untuk menginterogasi database penambangan bersejarah yang besar, Warwick Anderson dan Sheree Burdinat kemudian mencoba menggunakan pembelajaran mesin untuk mengurai data yang akhirnya mengarah pada penciptaan sistem kecerdasan buatan hibrida yang memproses data untuk area eksplorasi klien, dan menghasilkan peta prospektivitas, yang menunjukkan area yang paling mungkin mengandung deposit mineral ekonomis.

Tak mau tertinggal, Esper Satellite Imagery turut membantu eksplorasi dan pemantauan proses pertambangan produsen Australia dengan menyediakan citra hiperspektral untuk mengumpulkan data terperinci komposisi material, deposit bijih di bawah permukaan, dan kualitas air. Solusi Esper membantu operator penambangan melacak kemajuan dan mengumpulkan wawasan berdasarkan data sehingga mampu memfasilitasi pelacakan ekstraksi komoditas harian dan eksplorasi pertambangan.

Tak melulu soal eksplorasi, Startup Australia lainnya Emesent, memanfaatkan Teknologi Simultaneous Localization and Mapping (SLAM), dikombinasikan dengan algoritma Artificial intelligence (AI) dan data LIDAR, yang membantu meningkatkan kualitas pemetaan poros tambang secara langsung juga berkontribusi meningkatkan keselamatan pekerja, lantaran poros tambang terkenal berbahaya akibat kemungkinan runtuhan dan rintangan lain yang mempersulit akses.

Di Indonesia sendiri, holding industri pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum dan PT Timah Tbk tengah melakukan tahapan uji coba aplikasi digital untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan air limbah tambang. Aplikasi bernama MasterMine yang sedang dikembangkan itu akan mempermudah kualitas air limbah tambang melalui perubahan dari manual menjadi digital. Dengan MasterMine, diharapkan akan menghasilkan nilai efisiensi 10 sampai 20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang. MasterMine merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh tim POWERxWIT selaku pemenang kompetisi MIND ID Goes Digital tahun 2021. Aplikasi karya anak bangsa itu tengah diujicobakan di PT Bukit Asam Tbk dan diharapkan akan beroperasi penuh pada kuartal keempat tahun ini.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Fandi
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top