Kamis, 23 Jan 2025, 12:30 WIB

Miliarder Michael Bloomberg akan Danai Badan Iklim PBB

Michael Bloomberg, Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Aksi Iklim, berbicara dalam sesi pleno KTT Aksi Iklim Global, di San Francisco, dalam foto arsip 13 September 2018.

Foto: AP

WASHINGTON - Miliarder Michael Bloomberg mengumumkan, Kamis (23/1), yayasannya akan turun tangan untuk mendanai badan perubahan iklim PBB setelah Presiden Donald Trump menyatakan Amerika Serikat akan menarik diri dari Perjanjian Paris untuk kedua kalinya.

Intervensi Bloomberg bertujuan untuk memastikan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) tetap didanai sepenuhnya meskipun AS menghentikan kontribusinya. 

AS biasanya menyediakan 22 persen anggaran sekretariat UNFCCC, dengan biaya operasional untuk tahun 2024-2025 diproyeksikan sebesar 88,4 juta euro ($96,5 juta).

"Dari tahun 2017 hingga 2020, selama periode tidak adanya tindakan pemerintah federal, kota-kota, negara bagian, bisnis, dan masyarakat bangkit menghadapi tantangan untuk menegakkan komitmen negara kita, dan sekarang, kita siap melakukannya lagi," kata Bloomberg, yang menjabat sebagai Utusan Khusus PBB untuk Ambisi dan Solusi Iklim, dalam sebuah pernyataan.

Ini menandai kedua kalinya Bloomberg turun tangan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemerintah AS. 

Pada tahun 2017, pertama kali AS, di bawah Trump, menarik diri dari perjanjian Paris, Bloomberg menjanjikan dana hingga $15 juta untuk mendukung UNFCCC. 

Ia juga meluncurkan "America's Pledge", sebuah inisiatif untuk melacak dan melaporkan komitmen iklim non-federal AS, memastikan dunia dapat memantau kemajuan AS seolah-olah masih menjadi pihak yang berkomitmen penuh terhadap Perjanjian Paris.

Bloomberg menegaskan kembali komitmennya untuk menegakkan kewajiban pelaporan AS kali ini juga.

"Kontribusi seperti ini sangat penting untuk memungkinkan sekretariat Perubahan Iklim PBB mendukung negara-negara dalam memenuhi komitmen mereka berdasarkan Perjanjian Paris dan memajukan masa depan yang rendah emisi, tangguh, dan lebih aman bagi semua," kata kepala iklim PBB Simon Stiell.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan: