Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyiapkan Generasi Penerus

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Kondisi-kondisi tersebut tentu menjadi tantangan dunia pendidikan dalam menyiapkan anak didik. Saat ini, dituntut semakin cermat dalam memprediksi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan siswa agar siap berkompetensi dan berkolaborasi. Sayang, dunia pendidikan seringkali telat merespons dinamika masyarakat. Ini membuat terengah-engah menyiapkan murid dari aspek kebijakan dan praktik di lembaga-lembaga.

David Stillman dan Jonah Stillman (2017) dalam Gen Z @ Work, How the Next Generation is Transforming the Workplace mengategorikan kelahiran 1995-2012 sebagai Generasi Z dalam era digital (fidigital). Mereka selalu berusaha keras mengidentifikasi dan menyesuaikan identitas agar lebih dikenal secara luas. Mereka realistis dalam merencanakan masa depan dan berusaha berada di barisan terdepan dalam kompetisi. Mereka takut ketinggalan perkembangan (Fear of Missing Out). Generasi ini mengutamakan kekuatan bersama dan sangat mengandalkan ekonomi berbagi. Mereka senang melakukan segala sesuatu secara mandiri dan optimal.

Buku tersebut ditulis dalam konteks Amerika Serikat yang sudah lebih maju dan terpapar internet lebih awal. Namun, setidaknya dapat menjadi gambaran umum dan perbandingan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Ini sangat penting untuk memahami karakteristik anak zaman now. Ini dilakukan sebagai salah satu upaya agar dunia pendidikan tidak salah strategi mendidik generasi kini yang tentu berbeda dengan anak-anak masa lampau.

Di Indonesia, saat ini internet sudah digunakan murid-murid. Data Potret Pendidikan Indonesia, Statistik Pendidikan 2017 yang dirilis BPS (2017) menyebut, 51,78 persen siswa perkotaan dan 28,44 persen perdesaan berusia 5-24 tahun mengakses internet. Dengan begitu, internet sudah menjadi keseharian siswa untuk membantu proses belajar. Dia juga memengaruhi pola pikir dan cara pandang.

Maka, upaya mencerdaskan pelajar di ruang kelas harus disesuaikan dengan zaman agar pelajaran tidak sia-sia karena tak relevan lagi dengan kebutuhan peserta didik. Siswa akan menghadapi dunia yang jauh berbeda dengan yang dihadapi para guru atau orangtua. Untuk itu, diperlukan arena pendidikan yang memungkinkan tumbuh kembangnya potensi bocah-bocah secara konstruktif. Jadi, mereka memahami beragam karakteristik.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top