Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hanai Kobayashi, Pemilik “Sarasa Tegel”

Menjadi Indonesia dengan Tegel

Foto : koran jakarta/eko s putra
A   A   A   Pengaturan Font

Kesuksesan pertama membuat tegel motif menjadikan sang ahli hidrolis sebagai pemesan pertama produksi Sarasa Tegel. Setelah itu, tidak mudah mendapatkan order pembuatan tegel. Stok yang ada pun tidak mudah menjualnya. Namun, Hana dan Heru begitu menyukai apa yang mereka mulai ini. Tegel motif mereka percaya sebagai ruang yang mempertemukan usaha untuk bertahan hidup sekaligus mengekspresikan kecintaan pada kesenian Nusantara dan semua hal yang berbau antik.

"Kami sama-sama suka hal-hal antiknya Indonesia. Jadi, tegel ini seperti cara saya untuk menjadi Indonesia sepenuhnya. Joglo, galeman, batik, semua ketemu di tegel ini," kata Hana.

Kesabaran dan kecintaan pada yang dikerjakan membawa pada momen baik lima tahunan yang lalu saat permintaan pada tegel motif batik meningkat pesat. Dan kebanyakan pemesan ternyata justru orang luar Jogja, yakni dari Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, dan Bali. Harga yang jauh di atas lantai keramik memang membuat segmen pasar tegel motif relatif terbatas. Untuk tegel warna polos berukuran 20 x 20 harganya tujuh ribuan rupiah per buah. Artinya, untuk satu meter persegi yang butuh 25 buah, harga per meter mencapai 175 ribuan rupiah.

Harga itu sudah setara granit kualitas biasa. Sedangkan harga untuk yang motif sekitar dua kali lipat dan motif timbul tiga kali lipatnya. "Memang lumayan mahal, tapi keindahan hasilnya saat jadi lantai akan sepadan," kata Hana.

Selain motif-motif batik seperti parang rusak dan kawung, konsumen juga menyukai motif flora dan fauna. eko s putra/AR-2
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top