Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menghentikan Sikap Radikal dalam Beragama

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Penderitaan yang dialami karena faktor internal dan eksternal. Atau dalam ilmu psikologi agama dikenal the sick soul dan the suffering. Tipe pertama dilatarbelakangi faktor internal (dalam diri), sedangkan kedua karena eksternal (penderitaan).

Dalam faktor internal, ada beberapa penyebab seseorang bertindak kekerasan, terutama atas nama agama. Seperti, konflik dan keraguan dalam diri manusia. Konflik kejiwaan yang terjadi pada diri seseorang mengenai keagamaan memengaruhi sikap. Misalnya, saat berdoa, kemudian doa tidak dikabulkan akan menimbulkan keguncangan jiwa mengenai agama tersebut.

Ketika keraguan berhenti mencari dan belajar, seseorang akan mudah memilih salah-satu agama atau doktrin, bahkan bisa meninggalkan sama sekali. Keyakinan agama berdasarkan pemilihan yang matang lebih baik. Tetapi konflik dan keraguan kemudian akan mengubah sikap seseorang terhadap agama yang mengakibatkan fanatik, agnostis hingga ateis.

Keraguan atas keyakinan ini kemudian dibumbui faktor internal. Salah satunya pemahaman agama ortodoks. Mereka menganggap bahwa tafsir atau pemahaman agama tidak bisa diubah sesuai dengan zaman. Mereka akan menganggap, zaman lahirnya agama sampai saat ini sama.

Ketika ini tidak disikapi dengan bijaksana dan humanis, mereka menghalalkan kekerasan atas nama agama. Sebagai sifat pesimistis dan introvet kehidupan jiwa menjadi pasif. Hal ini lebih mendorong mereka untuk menyenangi paham keagamaan yang lebih konservatif dan ortodoks.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top