Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menghentikan Sikap Radikal dalam Beragama

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

ISBN : 978-602-6651-00-6

Kekerasan demi kerasan atas nama agama semakin merebak. Bahkan, akhir-akhir ini politik menggunakan agama sangat kentara. Tindakan ini sangat mengkhawatirkan keberlangsungan negeri. Lantaran fondasi bangsa merupakan kerukunan antarsesama manusia, suku bahkan agama. Ironinya, beberapa kalangan kelompok menginginkan pergantian falsafah berbangsa Pancasila menjadi ideologi kelompok tertentu.

Tatkala keadaan ini makin dibiarkan, keberagaman bangsa terancam. Yang lebih mengkhawatirkan ketika perubahan bangsa dilakukan oleh kelompok radikal suatu golongan agama. Hal ini bisa menyulut perang saudara atas nama agama. Kita bisa lihat beberapa negara yang alih-alih mendirikan "khilafah", tetapi cara yang digunakan sangat mengerikan. Darah dan senjata sebagai jalannya.

Secara tegas, Freud menjelaskan agama merupakan sebuah ilusi, pemenuhan harapan-harapan manusia sangat primitif, kuat, dan penting. Rahasia keanehan mereka terdapat dalam keanehan harapan-harapan mereka (halaman 33). Harapan-harapan ini terbangun dari "realitas pendidikan" seseorang memeluk agama.

Meminjam kata William James, the suffering, mereka yang pernah mengalami penderitaan terkadang secara mendadak dapat menunjukkan sikap yang taat hingga fanatik terhadap agama yang diyakini. Tidak jarang, mereka akan menerjemahkan cara beragama secara keras, seperti dirasakan.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top