Mengenal Lebih Dekat 'Museum Joang 45'
Suasana depan Museum Joang ‘45, di Jalan Menteng Raya nomor 31, Jakarta Pusat, Rabu (16/7/2023).
Foto: ANTARA/Mardiansyah Al AfghaniBerkaitan dengan perayaan Hari Kemerdekaan, Museum Joang 45 membuka diri untuk masyarakat agar mengenal lebih dekat. Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta (UP MKJ) mengagendakan pameran temporer bertema "Mobil dan Hidup" dalam rangka memperingati HUT ke-78 Republik Indonesia 24 Agustus-6 September 2023 di Museum Joang 45, Jakarta.
"Nanti kami pamerkan benda-benda peninggalan sejarah, termasuk mobil dinas resmi Presiden dan Wakil Presiden RI pertama," kata Kepala UP MKJ, Esti Utami, di Jakarta, Kamis. Melalui pameran ini, kata Esti, pengunjung diajak merayakan kemerdekaan RI dengan kembali menjelajahi waktu 78 tahun silam. Mereka bisa menapaki jejak perjuangan kemerdekaan melalui koleksi benda-benda peninggalan para pejuang di Museum Joang 45.
"Selain pameran, diselenggarakan juga lomba fotografi, seminar dan Napak Tilas Proklamasi berkolaborasi dengan Museum Naskah Proklamasi," kata Esti. Museum Joang 45 berada di Jalan Menteng Nomor 31, Jakarta Pusat. Ini merupakan salah satu saksi bisu aneka peristiwa menjelang kemerdekaan.
Gedung ini tempat merumuskan berbagai rencana aksi merebut serta mempertahankan kemerdekaan. Beragam kegiatan dalam mengisi HUT ke-78 kemerdekaan di Museum Joang 45 ini juga dijadikan momentum mendongkrak kunjungan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah pengunjung museum di Provinsi DKI Jakarta 2021 berkisar di angka 120 ribu. Jumlah tersebut menurun dibanding 2020 sebesar dua juta kunjungan.
Sangat penting
Dosen Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga pengamat sejarah, Rudy Wiratama, mengatakan bahwa eksistensi museum masih sangat penting dalam konteks pendidikan. "Bisa kita lihat pada kenyataannya, generasi sekarang perlahan lupa sejarah bangsanya," kata Rudy Wiratama.
Menurut Rudy, gempuran arus informasi yang sangat deras membuat generasi muda terjebak dalam dua kondisi mengagung-agungkan kebesaran masa lalu yang ahistoris, banyak dibumbui cerita khayal yang beredar di dunia maya atau justru bersikap skeptis dan menganggap bangsanya sendiri inferior.
"Di sinilah peran museum sebagai wahana edukasi literasi sejarah, kebudayaan, sosial, politik, segi-segi lain kehidupan bangsa menjadi vital," katanya. Dia menilai, sedikitnya ada tiga langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kunjungan museum.
Pertama, menggencarkan sosialisasi lewat jejaring sosial media yang dimiliki secara aktif. Kedua, pengelola museum harus bisa memberikan informasi degan lebih cair, menarik dan menggugah minat kunjungan masyarakat. Terakhir, melengkapi museum dengan infrastruktur penunjang.
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik