![Mengagetkan, Ini Jejak Perdagangan Senjata Api dan Amunisi di Papua](https://koran-jakarta.com/images/article/mengagetkan-ini-jejak-perdagangan-senjata-api-dan-amunisi-di-papua-220703122133.jpg)
Mengagetkan, Ini Jejak Perdagangan Senjata Api dan Amunisi di Papua
![Mengagetkan, Ini Jejak Perdagangan Senjata Api dan Amunisi di Papua](https://koran-jakarta.com/images/article/mengagetkan-ini-jejak-perdagangan-senjata-api-dan-amunisi-di-papua-220703122133.jpg)
Ilustrasi. Evakuasi jenazah Prada Beryl, anggota Yonif 431/SSP yang meninggal saat baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (30/6/2022).
Direktur Perkumpulan Advokat Hak Asasi Manusia (PAHAM) Papua, Gustaf Kawer sepakat bahwa proses hukum yang tidak tuntas membuat bisnis senjata terus berlangsung.
"Kita lihat dari proses ini, kenapa sampai bisnis ini terus terjadi, karena memang dalam proses hukum tidak diungkap, siapa yang penghubung, siapa yang penjual, siapa yang penyandang dana. Itu tidak diungkap," kata Gustav, mengomentari laporan ALDP.
Gustav menyatakan dalam proses BAP, polisi memahami petanya. Polisi tahu siapa penghubung dan siapa penyandang dananya. Namun, bahkan sampai di pengadilan hakim juga tidak berupaya mengungkap hal itu.
"Saya dalam kasus di Nabire itu, saya tanya polisi yang memeriksa tahu amunisi ini dari siapa. Mereka tahu itu dari TNI. Kenapa tidak ungkap? Mereka diam saja," cerita Gustav.
Gustav juga menyebut, kasus jual beli senjata merata terjadi di Papua. "Di titik-titik yang ada konflk, itu memang potensi transaksinya besar di situ," tambahnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya